Bobo.id - Mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda? Apakah teman-teman sudah mengetahui alasannya?
Ternyata, Bulan mempunyai fase yang berbeda-beda karena Bulan mengelilingi Bumi (revolusi Bulan) sebagai satelit alaminya.
Bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk mengelilingi Bumi secara penuh. Selain itu, ketika Bulan berevolusi Bulan bukanlah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri.
Cahaya Bulan didapatkan dari pantulan sinar Matahari yang mengenai sebagian permukaan Bulan.
Sehingga, fase Bulan jika dilihat dari Bumi, sering dinamakan Bulan purnama, sabit, dan baru.
Bulan purnama akan muncul jika sudah penuh mengelilingi Bumi, yaitu 29,5 hari tadi, atau disebut juga Bulan sinodis.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fase-fase Bulan, teman-teman bisa menyimak lebih lanjut penjelasannya berikut ini. Yuk, simak untuk menambah pengetahuan.
Mengenal Fase-Fase Bulan
Arti dari fase Bulan adalah perubahan kenampakan Bulan jika dilihat dari Bumi.
Baca Juga: BERITA POPULER: Manfaat Pare untuk Kesehatan hingga Cara Menyimpan Cabai Agar Awet Berbulan-bulan
Jika teman-teman mengamati langit malam setiap harinya, pasti kita menyadari kalau kenampakan Bulan selalu berbeda-beda.
Hal itu dikarenakan pantulan Matahari yang tidak selalu sama di setiap permukaan Bulan. Lalu, apa saja fase-fase Bulan itu? Ini macam-macamnya.
1. Bulan Baru
Bulan baru (new moon) ini disebabkan karena posisi Bulan, berada di antara Bumi dan Matahari yang letaknya sejajar dalam garis lurus, ketika Bulan dan Bumi bersama-sama mengorbit Matahari sebagai pusat tata surya.
Jika dilihat dari permukaan Bumi, fase Bulan baru ini terlihat gelap dan tidak bisa kita lihat pada malam hari.
Hal ini karena, permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak terkena sinar Matahari sama sekali. Oleh karena itu, fase Bulan baru juga dinamakan sebagai Bulan mati.
2. Seperempat Pertama
Fase yang kedua adalah fase Bulan seperempat pertama (waxing crescent). Posisi Bulan pada fase ini sudah tidak sejajar dengan Bumi dan Matahari.
Bulan sudah mulai membentuk sudut tertentu ketika mengelilingi Bumi, yang menyebabkan permukaannya mulai terkena pantulan sinar Matahari kembali.
Baca Juga: Bisa Awet Hingga Berbulan-bulan, Ini Cara Menyimpan Cabai dengan atau Tanpa Kulkas
Jika dilihat dari permukaan Bumi, permukaan Bulan mulai terlihat sedikit. Sehingga, menyebabkan banyak orang menyebut fase ini sebagai fase Bulan sabit.
3. Kuartal Pertama
Fase Bulan kuartal pertama membuat permukaan Bulan lebih banyak disinari oleh Matahari.
Sehingga, jika dilihat dari Bumi, Bulan sudah lebih berisi daripada Bulan sabit. Hal ini karena posisi Bulan ada di sudut 90 derajat dari Matahari.
Lalu, kenapa dinamakan kuartal pertama? Disebut begitu, akibat posisi Bulan yang sudah bisa menampakkan seperempat permukaannya.
4. Cembung Awal
Fase Bulan cembung awal (waxing gibbous), jika dilihat dari permukaan Bumi, terlihat permukaan Bulan hampir bersinar seluruhnya.
Bagian gelapnya hanya sedikit di sebelah kiri. Ini berarti, permukaan Bulan yang terkena pantulan sinar Matahari semakin luas.
5. Bulan Purnama
Baca Juga: Bagaimana Tata Surya Terbentuk? Ini 2 Teori Pembentukannya
Fase Bulan purnama adalah ketika seluruh permukaan Bulan sudah terkena pantulan sinar Matahari.
Jika dilihat dari Bumi, Bulan terlihat penuh dan bersinar terang. Selain itu, pada fase ini posisi Bulan sudah membentuk sudut sebesar 180 derajat dari Matahari.
Namun, jika orbit Bulan pada fase ini kebetulan sejajar dengan Bumi dan Matahari. Maka, teman-teman bisa melihat fenomena gerhana Bulan dari permukaan Bumi.
Lalu, fase Bulan setelah Bulan purnama adalah kebalikannya. Jadi, kita akan melihat sebelah kanan permukaan Bulan jadi menggelap, karena tidak mendapatkan pantulan sinar Matahari.
Urutannya, cembung akhir, kuartal ketiga, yaitu sama dengan kuartal pertama, dan Bulan sabit akhir. Pada akhirnya, Bulan seluruhnya menggelap kembali dan begitu seterusnya.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengapa Bulan memiliki fase-fase yang berbeda.
Hal itu karena, Bulan mengelilingi Bumi sebagai satelit alaminya dan membutuhkan waktu selama 29,5 hari.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR