Bobo.id - Antartika adalah benua paling dingin, suhunya ketika musim dingin bisa mencapai –73 derajat Celsius, teman-teman.
Rekor suhu terdinginnya terjadi pada 21 Juli 1983 yang dicatat Stasiun Vostok milik Rusia di benua tersebut, sekitar -89,2 derajat Celcius.
Meski suhunya dingin, manusia tetap memungkinkan untuk pergi ke sana. Apalagi saat musim panas, ketika es laut di sekitar Antartika menyusut.
Terhitung ada puluhan ribu turis dan ilmuwan berkunjung ke Benua Antartika pada musim-musim tersebut.
Menurut data yang diambil pada tahun 2019-2020, jumlah pengunjung yang bertamasya di Antartika mencapai 74.000 orang.
Sayangnya, manusia-manusia yang sampai ke Antartika ini ternyata menimbulkan dampak buruk. Apa saja dampak buruknya?
Emisi Karbon
Menurut Perjanjian Antartika, wisatawan maupun para peneliti yang datang ke Antartika wajib untuk membuang limbah ke luar wilayah Antartika.
Maka dari itu, sampah dan kotoran manusia dibuang dengan cara diterbangkan ke daerah yang lebih hangat.
Baca Juga: Jangan Sampai Tertukar, Ini Perbedaan antara Antartika dan Arktik
Sayangnya, ada beberapa bentuk limbah yang tidak terlalu mudah untuk dibuang ke luar wilayah benua.
Selain itu, hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia di Antartika menggunakan mesin berbahan bakar.
Artinya, setiap bahan bakar tersebut dibakar untuk menciptakan kehangatan dan menjalankan mesin, maka akan ada asap berupa karbon dioksida yang mengudara ke atmosfer.
Inilah yang disebut sebagai emisi karbon, atau gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti bahan bakar fosil.
Jika di belahan bumi lain, gas karbon dioksida tersebut bisa menyebar dan memengaruhi banyak wilayah lainnya, di Antartika berbeda.
Karena wilayah Antartika terisolasi dan terhalang oleh angin sirkumpolar, maka emisi karbon tentu saja berdampak langsung pada wilayah Antartika sendiri.
Menurut penelitian baru dari Nature Communications, karbon hitam telah memengaruhi sifat salju di Antartika dekat lalu lintas tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel salju dari 28 lokasi yang membentang dari Semenanjung Antartika hingga Antartika Barat.
Akibatnya bagi Salju Antartika
Baca Juga: Beda dari Kutub Utara, Ini Deretan Hewan yang Hidup di Kutub Selatan
Dari hasil penelitian para ilmuwan, ditemukan bahwa karbon hitam yang mengenai salju di permukiman penduduk di Semenanjung Antartika mengakibatkan salju mencair hingga 23 mm setiap musim panas.
Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata di antara tahun 2016 dan 2020, setiap pengunjung mencairkan sekitar 83 metrik ton salju yang disebabkan oleh emisi dari kapal pesiar.
Tidak terkecuali kegiatan penelitian, pencairan salju juga terjadi di stasiun penelitian ilmiah akibat pengoperasian alat dan kendaraan boros bahan bakar sepanjang tahun.
Ini menunjukkan bahwa, perilaku manusia yang dianggap biasa ternyata bisa berdampak buruk untuk lingkungan, teman-teman.
Maka, semakin banyaknya aktivitas manusia di Antartika, semakin banyak pula dampak buruk yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, penelitian mengenai bahaya manusia di Antartika tersebut menjadi informasi penting yang harus diperhatikan.
Sebab, seharusnya manusia mulai mengurangi atau menghindari untuk berkunjung ke Antartika lagi untuk mengurangi dampak kerusakan.
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan emisi karbon? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR