Bobo.id - Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikenal oleh seluruh dunia sebagai negara dengan kebudayaan dan suku yang beragam.
Nah, kali ini Bobo ingin mengajak kamu mengenal salah satu suku asli Indonesia, yaitu suku Jawa.
Suku Jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang meliputi masyarakat dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Apa saja yang akan kita pelajari pada artikel ini?
Kita akan mengenal beragam keunikan, filosofi hidup yang diterapkan oleh masyarakatnya, ciri khas suku Jawa, kesenian daerah, hingga bahasa yang digunakan. Yuk, simak selengkapnya di sini!
1. Keunikan Suku Jawa
Masyarakat Suku Jawa dikenal karena keramahannya terhadap orang-orang asing. Apakah kamu tahu filosofi hidup yang digunakan masyarakat di sana?
Sebelum mengetahuinya, kamu perlu memahami apa arti filosofi hidup terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filosofi atau filsafat berarti teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
Sementara filosofi hidup berarti teori yang mendasari alam pikiran manusia atau suatu kegiatan selama menjalani hidup.
Baca Juga: Manusia Tercipta dari Beragam Suku Bangsa, Apa Ciri-Ciri Suku Bangsa?
Nah, orang Jawa memegang teguh filosofi hidup dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Berikut ini contoh filosofi hidup yang paling erat dengan kehidupan masyarakat Jawa.
- Narimo ing Pandum
Narimo ing Pandum berarti 'menerima bagiannya masing-masing'.
Hal ini berkaitan dengan cara masyarakat Jawa mengucap syukur atas apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
- Memayu Hayuning Bawana
Memayu Hayuning Bawana merupakan sebuah falsafah hidup atau pandangan hidup masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan di alam.
Menurut Suwardi Endraswara (2016:17) dalam bukunya yang berjudul Memayu Hayuning Bawana menjelaskan bahwa arti falsafah Memayu Hayuning Bawana adalah hubungan manusia dan alam.
Sementara menurut Koentjaraningrat, Memayu Hayuning Bawana adalah memperindah keindahan dunia. Ini berkaitan dengan cara manusia menjaga alam sekitar, agar apa yang 'ditanam' dapat menghasilnya 'buah' yang baik.
Semakin kita menyadari akan tanggung jawab menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang kita tinggali, maka alam juga akan memberikan hal baik kepada manusia.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 7, Menjawab Soal pada Bacaan 'Suku Bangsa di Indonesia'
2. Tarian Daerah
Tarian dari suku Jawa juga beragam. Ada Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Serimpi dari Yogyakarta, dan Reog dari Jawa Timur.
Dilansir dari budaya.jogjaprov.go.id, Tari Serimpi yaitu tari klasik Yogyakarta yang selalu ditarikan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4.
Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yaitu : (1) Grama (api), (2) Angin (udara), (3) Toya (air), (4) Bumi (tanah).
Sementara Tari Gambyong dari Jawa Tengah memiliki makna menunjukkan kecantikan serta kelembutan perempuan Jawa Tengah.
Sementara Reog dari Jawa Timur yang terkenal dengan properti tari berupa topeng Singa Barong yang beratnya mencapai 50 kilogram.
3. Bahasa yang Digunakan
Masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan sesama orang Jawa di kehidupan sehari-hari.
Setiap daerah memiliki dialek bahasa Jawa yang berbeda. Dialek bahasa Jawa dari Jawa Tengah memiliki perbedaan dengan dialek bahasa Jawa dari Jawa Timur.
Baca Juga: Kebudayaan Sunda: Asal-usul, Ciri Khas, dan Nilai-Nilai Budaya
Ada beragam sebutan bahasa Jawa yang berbeda dari setiap daerah, lo, teman-teman.
Misalnya bahasa Jawa Ngapak yang biasa digunakan masyarakat dari Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Bahasa Jawa dari kawasan Jawa Timur juga berbeda dialek dengan bahasa Jawa Ngapak, maupun bahasa Jawa Yogyakarta.
Meskipun tidak terjadi pada semua kata, bahasa Jawa Ngapak biasanya membaca vokal akhir 'a' dengan bunyi 'a'. Sementara bahasa Jawa selain Ngapak membaca vokal akhir 'a' dengan 'o'.
4. Ciri Khas
Di wilayah Jawa, kamu akan menemui masyarakat yang sopan, berbicara lembut, dan ramah kepada orang-orang dari daerah lain.
Orang Jawa juga terkenal suka membungkuk saat berjalan melewati orang yang lebih tua, sambil berkata "Monggo.."
Nah, ternyata mudah bukan mempelajari keberagaman suku di Indonesia, teman-teman.
Kuis! |
Apa arti falsafah hidup Narimo ing Pandum? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR