Bobo.id - Selama bulan Ramadan, setiap negara akan merayakannya dengan beragam cara.
Salah satunya adalah menikmati makanan khusus untuk menu berbuka puasa.
Seperti di Indonesia, ada hidangan kolak yang menjadi hidangan khas berbuka puasa, maka di berbagai negara juga punya menu andalan.
Berkumpul bersama keluarga saat berbuka pun akan jadi semakin menyenangkan dengan hidangan yang enak.
Berikut akan ada lima hidangan berbuka puasa yang khas di berbagai negara di dunia.
1. Shami Kebab
Ada menu bernama shami kebab yang menjadi hidangan khas di India dan Pakisatan saat berbuka puasa.
Menu ini tidak seperti kebab yang biasa teman-teman beli. karena tidak dibungkus dengan roti dan campuran sayur.
Shami kebab terbuat dari daging domba atau sapi yang dimasak dengan chana dal atau bengal gram.
Baca Juga: Kenapa Harus Makan Manis saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasan dari Sisi Kesehatan
Daging akan digiling dan diberi bumbu berupa bawang putih, jahe, kayu manis, merica, cengkeh, jintan, min, ketumbar, dan cabai hijau.
Semua bumbu akan dicampur dengan daging yang kemudian akan dibentuk bulat seperti daging isian burger.
Daging itu akan dicelupkan pada teur sebelum kemudian dipanggang. Sehingga pada bagian luar daging akan terasa renyah dan dalamnya lembut.
Masyarakat India dan Pakistan biasa mengonsumsi olahan daging ini dengan chutney min-coriander, saus tomat, dan onion ring.
2. Harira
Di Maroko juga ada hidangan khas yang bernama harira yang biasa disajikan bersama kurma sebagai menu berbuka puasa.
Nama harira ini diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti lezat.
Harira dibuat dari lentil, buncis, daging domba, bihun, dan sup tomat. Sup tomat pada makanan ini sangat kuat sehingga membuatnya memiliki tampilan merah.
Walau begitu isian dari harira bisa berbeda-beda di setiap keluarga di Maroko.
Ada keluarga yang mengganti bihun dengan nasi, atau menggunakan daging sapi bukan daging domba.
Namun untuk bumbu berupa rempah yang digunakan masih sama, yaitu kayu manis, kunyit, jinten, ketumbar, jahe, dan banyak lagi.
Makanan ini akan dilengkapi dengan chebakia serta kue wijen madu sebagai pelengkap.
3. Harees
Masih berbahan dasar daging, Uni Emirat Arab memiliki hidangan khas bernama Harees.
Harees merupakan makanan yang miliki banyak kalori dari daging domba dan gandum yang menjadi campuran.
Gandum yang digunakan pada makanan ini akan direndam semalaman sebelum dibumbui dan dimasak dengan menggunakan daging domba yang bertulang.
Proses memasak harees cukup lama, yaitu bisa sampai empat jam lebih. Namun uniknya, setelah masak, daging domba akan dikeluarkan untuk diparut dan dicampurkan kembali pada gandum.
Bila diolah secara tradisional, harees akan memakan banyak waktu, karena itu kini harees juga sudah diolah secara modern.
Baca Juga: Kuliner Khas Ramadan, Ini 5 Kolak Unik Khas Berbagai Daerah di Indonesia
4. Batata Harra
Ada juga makanan khas Ramadan bernama batata harra yang berasal dari Lebanon.
Makanan ini terbuat dari kentang goreng yang dibumbui lagi hingga memiliki cita rasa pedas.
Kentang yang sudah digoreng akan diberi tambahan bumbu, sepert paprika merah, ketumbar, cabai, dan bawang putih keudian ditumis bersama dengan minyak zaitun.
Makanan ini terkenal sebagai menu pembuka sebelum masuk ke menu utama berbuka puasa.
5. Fesenjan
Sedangkan di Persia ada makanan khas Ramadan yang bernama fesenjan atau disebut juga fersenjoon.
Makanan ini dibuat dari bahan dasar kaldu unggas yang miliki cita rasa asam dan juga manis.
Kaldu tersebut akan diberikan beberapa campuran, seperti sirup delima dan juga kenari.
Baca Juga: Bagaimana Mengucapkan 'Selamat Berbuka Puasa' dalam Bahasa Inggris? Ini Contoh-contohnya
Menu berbuka ini akan disajikan bersama dengan polo atau chelo yang merupakan nasi khas Persia.
Nah, itu tadi lima menu makanan khas berbuka puasa di berbagai negara.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR