Bobo.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi tsunami akibat aktivitas vulkanik, erupsi Gunung Anak Krakatau.
Imbauan untuk waspada ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Senin (25/4/2022) malam, dalam Konferensi Pers virtual bertajuk Perkembangan Erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, serta Potensi yang ditimbulkan Erupsi Gunung Anak Krakatau sebagai Langkah Kesiapsiagaan Masyarakat.
Dilansir dari MAGMA Indonesia, terjadi peningkatan status pada Gunung Anak Krakatau dari level II ke level III.
Sehingga, masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami di malam hari.
Ibu Dwikorita juga menambahkan situasi gelombang tinggi atau tsunami di malam hari menjadi kondisi yang sangat sulit untuk tim.
Sebab, ada keterbatasan pandangan untuk melihat perkembangan aktivitas gunung dan laut di sekitarnya secara langsung.
BMKG memberikan imbauan ini karena menurut sejarahnya, erupsi Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami pada tahun 2018 lalu, teman-teman.
Sejarah Erupsi Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau pernah mengalami letusan terbesar pada tahun 1883 dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI).
Volcanic Explosivity Index adalah skala numerik yang mengukur ukuran relatif ledakan dari letusan gunung berapi dan sejarah letusan.
Bahkan letusan itu disebut-sebut memiliki kekuatan 21.574 kali daya ledakan bom atom yang menyerang Hiroshima pada tahun 1945.
Dari letusan dahsyat itu ada 36.417 orang meninggal dan hilang akibat terseret arus.
Suara letusan Gunung Anak krakatau ini juga terdengar sampai ke negara tetangga seperti Singapura hingga Australia.
Letusan luar biasa itu disebut sudah dimulai dari beberapa tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1833.
Karena pengalaman letusan yang mengerikan itu, aktivitas Gunung Anak Krakatau menjadi sangat diperhatikan.
Erupsi Gunung Anak Krakatau 2022
Berdasarkan data dari MAGMA Indonesia, oada Minggu, 24 April 2022, pukul 20:20 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi.
Secara visual, Gunung Anak Krakatau terpantau mengeluarkan hembusan asap berwarna putih setinggi 25-3.000 meter dari puncak dengan intensitas tipis hingga tebal, selama periode 1-24 April 2022.
Baca Juga: Mengapa Gunung Terlihat Biru dari Kejauhan?
Erupsi tersebut terjadi dengan tinggi kolom abu teramati ± 3000 m di atas puncak (± 3157 m di atas permukaan laut).
Sementara pengamatan klimatologi pada 6 jam terakhir diketahui cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur.
Suhu udara sekitar 22-28°C, dengan kelembaban 60-70%.
Berdasarkan pemantauan pada hari Selasa (26/4/2022) pukul 00.00 - 06.00 WIB, terjadi 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 2-38 mm, dominan 4 mm.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana terkait aktivitas vulkanik di Gunung Anak Krakatau ini.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR