Menurut penelitian di tahun 2012, menguap ternyata lebih menular kepada teman-teman yang lebih dekat.
Para peneliti menemukan, semakin dekat kita dengan seseorang, maka semakin mungkin kita ikut menguap ketika mereka menguap.
Kedekatan tersebut dapat berupa kedekatan secara genetik maupun emosional. Artinya, teman dekat dan keluarga memiliki perasaan yang lebih kuat satu sama lain.
Menguap bisa jadi tanda penyakit
Menurut National Institute of Health, bagi sebagian orang, menguap berlebihan bisa menjadi reaksi yang disebabkan saraf vagus.
Ada beragam fungsi saraf vagus, mulai dari mengatur gerakan pita suara, jantung, paru-paru, hingga organ pencernaan, seperti lambung dan usus.
Saraf ini juga dapat mengindikasi masalah pada jantung. Di kasus langka lainnya, menguap merupakan tanda ada masalah di otak.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Otak Manusia, Bisa Hasilkan Listrik hingga Jadi Tempat Penyimpanan Tak Terbatas
Dilansir dari Medical News Today, menguap berlebihan bisa jadi adalah gejala dari lobus frontal atau tumor batang otak. Meski begitu, kasus ini termasuk jarang terjadi.
Gejala lain yang mungkin menandakan tumor otak adalah sakit kepala, perubahan kepribadian, kesemutan, sisi tubuh kaku, hilang ingatan, dan masalah penglihatan.
Jadi, menguap berlebihan ternyata juga menjadi gejala adanya masalah pada tubuh.
Selain fakta di atas, ternyata bayi yang belum lahir juga bisa menguap, lo. Namun, para peneliti belum benar-benar memastikan mengapa janin bisa menguap.
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR