Bobo.id - Saat ini, dunia sedang menghadapi kasus penyakit hepatitis misterius yang menyerang anak-anak seperti kita.
Hepatitis sendiri adalah penyakit yang menyerang hati atau liver, serta menyebabkan organ penting pada manusia ini merasakan peradangan.
Penyakit hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bahan kimia, pengobatan tertentu, penyalahgunaan obat, dan gangguan pada sistem imun tubuh.
Akibat penyakit misterius ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaannya.
Kasus hepatitis ini tercatat sudah menyerang anak-anak di wilayah Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022.
Sedangkan, di Indonesia sendiri sudah ada tiga anak yang terdeteksi penyakit ini dan sekarang meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Lalu, pasien ketiga yang merupakan pasien rujukan, masih dirawat dan diteliti lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penyakit hepatitis misterius ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hepatitis misterius ini, teman-teman bisa menyimak penjelasannya berikut.
Yuk, simak!
Baca Juga: 5 Trik Rawat Sikat Gigi, Periksa Tempat Penyimpanan dan Cuci Secara Rutin
Cara Mencegah Penularan Hepatitis Akut Misterius
Karena belum diketahui penyebabnya, teman-teman dapat melindungi diri dengan melakukan beberapa pencegahan.
Menurut, juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi kita bisa mencegah penularan penyakit ini dengan upaya:
- Mencuci tangan setiap kali memegang benda kotor.
- Memastikan makanan dimasak sampai matang dan proses pengolahannya bersih.
- Tidak bergantian alat makan dengan orang asing.
- Menghindari kontak dengan orang sakit, terutama yang menular.
- Melakukan protokol kesehatan, yaitu memakai masker dan menjaga jarak.
Gejala Hepatitis Akut Misterius
Baca Juga: Jangan Sepelekan Lagi, 3 Hal Ini Bisa Timbulkan Sariawan saat Berpuasa
Anak-anak yang sudah terinfeksi penyakit hepatitis akut misterius biasanya menunjukkan sejumlah gejala-gejala seperti ini, yaitu.
- Gejala kuning, mata dan kulit berubah menjadi kuning.
- Sakit perut.
- Muntah-muntah.
- Mendadak mengalami diare.
- Urine berwarna kuning seperti teh.
- Buang air besar berwarna kuning pucat.
- Kejang-kejang.
- Pingsan atau menurunnya kesadaran.
Baca Juga: Tak Disangka, 4 Perlengkapan Masak Ini Ternyata Bisa Berbahaya! Sering Pakai?
Oleh karena itu, jika mengalami gejala-gejala tersebut lebih baik teman-teman segera ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang tepat dan tidak terlambat.
Penyebab Hepatitis Akut Misterius
Penyebab penyakit hepatitis misterius ini belum diketahui pasti.
Tetapi, menurut hasil pemeriksaan laboratorium pasien hepatitis misterius, pasien tidak mengalami infeksi hepatitis yang umum ditemui, yaitu hepatitis A, B, C, D, atau E.
Lalu, hasil sementara menurut World Health Organization (WHO) penyebab penyakit misterius ini adalah adanya infeksi adenovirus F tipe 41 yang ditemukan pada 74 pasien yang ada di negara lain.
Adenovirus adalah virus yang bisa menginfeksi hewan serta manusia.
Selain itu, menurut beberapa penelitian lain pada 20 pasien lainnya bisa juga disebabkan karena virus SARS-CoV-2.
Sementara, 19 kasus lainnya bisa juga disebabkan karena infeksi virus SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Kasus penyakit hepatitis akut misterius ini sudah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa sejak 15 April 2022 oleh WHO, karena setidaknya sudah ada 170 kasus yang dilaporkan di 12 negara.
Baca Juga: Kondisi Seperti Apa yang Tidak Boleh Berpuasa? Ini Daftar Penyakit dan Kondisinya
Nah, itulah informasi mengenai potensi penyakit hepatitis akut misterius yang sedang menjadi hal yang mengkhawatirkan saat ini.
Pastikan, teman-teman selalu menjaga kesehatan dengan menjalankan protokol kesehatan dan makan makanan yang bergizi.
(Penulis: Nur Rohmi Aida)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR