Tak lama setelah kepergian Pak Penjahit, Bu Penjahit datang. Ia pergi ke ruang kerja Pak Penjahit. Suaminya tak ada di sana.
Mata Bu Penjahit terarah ke kain para pelanggan yang menumpuk di lemari. Juga pada kain yang terbentang di meja. "Ah, kasihan sekali suamiku," gumamnya.
"Biar aku membantu memotong kain ini." Dan Bu Penjahit pun mulai memotong. Namun, Bu penjahit lupa untuk memotongnya sedikit di luar garis. Ia mengikuti saja tepian pola.
"Ya Tuhaaan! Ratu pasti akan menghukum kita!" teriak Pak Penjahit saat Bu Penjahit menyerahkan hasil kerjanya. Tetapi ia lalu pasrah.
Baca Juga: Terkenal dengan Cerita Rakyatnya, Apa Saja Kisah Terkenal dari Polandia? #MendongengUntukCerdas
Kemudian mulai mengerjakan kain milik pelanggan lainnya. Ia berharap, ongkos jahit yang akan didapatnya nanti, bisa untuk ganti rugi.
Ketika Pak Penjahit mengantarkan baju para pelanggannya, anaknya yang belajar di kota datang. Setelah makan siang, anak Pak Penjahit itu menjahit potongan kain terakhir di lemari ayahnya.
"Kasihan, Ayah pasti lelah sekali," gumamnya. Beberapa hari kemudian, Ratu datang. Pak Penjahit sangat takut.
"Sudah selesaikah gaun pesanan saya, Pak Penjahit?" tanya Ratu.
Pak Penjahit kebingungan. Dia tak tahu harus berbuat apa dengan "kain salah ukuran" itu.
Ratu tanpa sengaja melihat gaun yang tergantung di belakang pintu. "Waah, indah sekali!" serunya sambil meraih gaun itu dan mencobanya.
Ternyata pas! "Terima kasih Pak Penjahit. Aku sangat puas dengan hasil kerjamu. Kali lain aku akan menjahitkan gaun di sini lagi," puji Ratu. Ow, leganya Pak Penjahit. Hari itu ia merasa sangat beruntung.
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR