“Anak muda yang baik, tolong ikat anjing itu supaya dia tidak menggigit saya,” kata nenek itu.
Alfred melihat nenek itu seperti ketakutan melihat Broni. Maka, Alfred segera mengikat tali leher Broni ke pohon. Ajaibnya, seketika itu juga Alfred dan Broni berubah menjadi batu. Ternyata, nenek itu adalah seorang penyihir jahat.
Waktu pun berlalu. Bernard sang adik kembali dari petualangannya. Ketika ia tiba di persimpangan jalan, ia melihat ke dua goresan di pohon maple. Betapa terkejutnya ia ketika melihat goresan di sebelah kiri mengeluarkan getah berwarna merah.
“Astagaaa... Kakak sedang dalam bahaya!” serunya terkejut dan cemas.
Maka tanpa ragu-ragu, Bernard segera berjalan melewati jalan yang dulu dilewati kakaknya. Seperti yang dikatakan kakaknya, jalan itu memang menanjak dan berat. Namun dengan semangat, ia terus berjalan mendaki, sampai tiba di puncak gunung tinggi.
Di puncak gunung ini, ada sebuah pondok kecil. Tak jauh dari situ, ada sebatang pohon apel. Tampak seorang nenek keluar dari pondoknya.
“Anak muda, mengapa kau datang ke tempat ini? Apa yang kau cari?” tanya nenek itu.
"Aku mencari kakakku,” kata Bernard. "Satu tahun telah berlalu sejak aku dan kakakku berpisah. Aku merasa dia sedang dalam bahaya.”
Nenek itu tertawa dan menggelengkan kepala, lalu berkata,
“Aaah, anak muda! Menurutku, kakakmu itu sudah meninggal. Tidak ada gunanya kau mencarinya walau ke seluruh pelosok dunia. Tapi, dakilah gunung itu! Maka kau akan menemukan dua gunung lainnya yang saling berdempetan. Di sana, kau akan bertemu dua kakek. Dia akan menunjukkan jalanmu.”
Maka, Bernard pun mendaki gunung yang tertinggi itu. Di puncak gunung, ia menemukan dua gunung lain yang berdempetan. Di sana, ada dua orang kakek sedang duduk.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR