"Pangeran Kecil! Pangeran Kecil! Mau pergi ke mana? Dan apa yang kau cari?” tanya mereka.
“Aku mencari kakakku," kata Bernard. "Kakakku tersayang sedang dalam bahaya. Aku tidak menemukannya di mana pun...”
Salah satu kakek itu berkata, "Jika kau bisa mendaki kedua gunung itu tanpa jatuh, aku akan memberikanmu semua yang kau inginkan. Naik dan turunilah kedua gunung itu secepat mungkin!"
Pangeran Bernard segera memanjat kedua gunung itu dengan gesit bagai kambing gunung. Naik turun, naik turun.
Maka, kakek pertama memberinya seutas tali kulit pohon sepanjang lima meter. Ia lalu menyuruh Bernard kembali ke gunung tempat nenek tadi.
“Nenek itu akan meminta ijin untuk ikut menghangatkan diri di api unggunmu. Ikatlah nenek itu dengan tali kulit kayu pemberianku. Tali kulit kayu adalah kelemahannya. Dia akan merasa sangat kesakitan. Suruh dia mengembalikan kakakmu yang telah berubah menjadi batu. Kalahkan nenek itu supaya warga desa di pegunungan ini, yang telah menjadi batu, bisa hidup kembali,” kata kakek kedua.
Maka, Bernard pun membawa tali kulit kayu itu dan kembali ke gunung tadi. Bernard segera duduk di bawah pohon apel di dekat pondok si nenek.
Ia lalu menyalakan api unggun. Nenek itu muncul, mendatanginya dan berkata, "Tuan kecil! Tuan kecil! Izinkanlah aku ikut menghangatkan diri di api unggunmu."
"Ayo, Nenek!" teriaknya, "Duduklah di sini agar tubuhmu hangat.”
Nenek itu segera mendekat. Pada saat itu, Bernard langsung melemparkan tali ke sekelilingnya dan mengencangkannya.
"Katakan," teriaknya, "Apa yang kau lakukan pada kakakku?"
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR