Oleh karena itu, orang yang punyai buta warna parsial jenis ini kesulitan membedakan warna hijau, kuning, biru, dan ungu, karena semuanya terlihat hampir sama.
Sedangkan, ketika melihat warna hijau kadang terlihat berwarna pucat atau putih.
Ketika melihat warna merah muda, mereka akan melihatnya seperti warna ungu muda.
3. Buta Warna Tritan
Buta warna parsial tritan atau tritanomali adalah buta warna yang disebabkan karena penuaan mata atau penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.
Bisa juga disebabkan karena menguningnya lensa kristalin di dalam mata, sebab selnya tidak memperbaiki diri dan terus-menerus terpapar sinar ultraviolet dari matahari.
Baca Juga: Bisa Jadi Tanda Penyakit, Ternyata Ini 5 Penyebab Ada Selaput Putih di Mata Kucing
Orang yang mengalami buta warna parsial tritan, mengalami kelainan pada sel kerucut biru yang jumlahnya terbatas.
Sehingga, ketika rusak atau berkurang fungsinya, langsung memengaruhi penglihatan, karena tidak bisa lagi melihat warna biru. Bahkan, bisa kesulitan membedakan warna biru dan hijau.
4. Buta Warna Monokromasi dan Akromatopsia
Buta warna parsial ini disebabkan karena gangguan pada, sel batang monokromatisme, sel kerucut monokromatisme, dan akromatopsia pada retina.
Sehingga, pasiennya bisa saja mempunyai sel batang yang normal tetapi tidak mempunyai sel kerucut.
Jadi, mereka hanya bisa melihat warna abu-abu dan hitam pada semua warna yang dilihatnya.
Selain itu, buta warna parsial monokromasi juga dipengaruhi karena sensitivitas cahaya, fotofobia (mata terlau sensitif terhadap cahaya), dan mata mudah merasakan silau.
Nah, itulah pengertian tentang buta warna parsial yang mempunyai empat jenis, yaitu buta warna protan, deutan, tritan, dan monokromasi.
---
Baca Lagi: |
Pengertian buta warna parsial (halaman 1) |
Jenis-jenis buta warna parsial (halaman 2) |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | enchroma.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR