Propaganda Jepang berhasil memengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan alasan untuk membebaskan bangsa Indonesia dan penjajahan Belanda, Jepang mulai mendapat simpati rakyat.
Dengan kebijakan yang kaku dan keras, secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan aktivitasnya.
Bahkan, Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia
Hanya MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) yang kemudian diperbolehkan hidup karena organisasi ini dikenal sangat anti budaya Barat (Belanda).
Polisi Militer Jepang (Kempeitai) selalu memata-matai gerak-gerik organisasi pergerakan nasional. Karena itulah di masa itu banyak muncul gerakan-gerakan bawah tanah.
Jepang berusaha mendapatkan simpati dan dukungan rakyat dan tokoh-tokoh Indonesia atas kekuasaannya di Indonesia.
Hal ini menimbulkan beragam tanggapan dari para tokoh pergerakan nasional.
Kelompok pertama adalah kelompok yang masih mau bekerja sama dengan Jepang, tetapi tetap
menggelorakan pergerakan nasional.
Para tokoh ini adalah mereka yang muncul dalam berbagai organisasi bentukan Jepang.
Kelompok kedua adalah mereka yang tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang dan melakukan gerakan bawah tanah.
Pada masa akhir pendudukan Jepang, terjadi revolusi politik di Indonesia, yakni kemerdekaan Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR