Bobo.id - Jarang ada yang tahu, bahwa hiu sebagai salah satu predator paling ganas di lautan, bisa menjaga ekosistem laut mereka.
Peran tersebut semakin penting di saat perubahan iklim mulai memengaruhi ekosistem lautan.
Meski begitu, dilansir dari National Geographic, sekitar tiga perempat spesies hiu dan pari di lautan terbuka terancam punah.
Penyebab utama terjadinya kepunahan tersebut adalah penangkapan yang dilakukan manusia secara besar-besaran.
Padahal, hiu merupakan pemangsa teratas yang menjaga keseimbangan jaring-jaring makanan di lautan tetap terkendali.
Pelajari lebih lanjut tentang peran hiu dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, yuk!
Hiu dan Keseimbangan Ekosistem
Teman-teman, apakah kamu masih ingat bagaimana syarat keseimbangan ekosistem dapat terjadi?
Keseimbangan ekosistem artinya berjalannya proses interaksi antara hewan, tumbuhan, dan habitatnya, dengan lancar.
Baca Juga: Ternyata Bayi Burung Bisa Migrasi Sendiri, Ini 6 Fakta Unik tentang Bayi Burung
Keseimbangan ekosistem dapat terjadi ketika jumlah produsen lebih banyak daripada konsumen. Ini juga berlaku pada ekosistem lautan.
Ada sekitar 500 spesies hiu yang berbeda di seluruh lautan dunia, dengan makanan yang berbeda jenis pula.
Artinya, ada tidaknya keberadaan hiu memengaruhi keberadaan spesies-spesies yang dimangsanya.
Contohnya, menurut penelitian tahun 2007, saat hiu putih besar di Atlantik Utara mulai hilang, spesies ikan pari cownose justru semakin bertambah.
Akibatnya, ikan pari cownose banyak memangsa simping, kerang, dan tiram, hingga populasinya berkurang.
Michael Heithaus, seorang ahli ekologi kelautan dari Florida International University, yang juga pendiri Shark Bay Ecosystem Research Project, menjelaskan peran hiu.
Selama lebih dari 20 tahun penelitian, hiu mendukung ekosistem di sekitarnya tidak hanya dengan menjadi pemangsa, namun juga regulator.
Maksudnya, hiu dapat memperlambat arus air di lautan dan menjaga air laut tetap jernih. Dengan begitu, banyak spesies dapat mencari makanan dan hidup dengan tenang.
Contoh yang lain datang dari hiu macan yang suka menakut-nakuti duyung dan penyu, hingga spesies tersebut berpindah ke padang lamun beriklim tropis.
Baca Juga: Dijuluki sebagai Ular Paling Berbisa di Dunia, Ini Bahaya King Kobra
Sebab, padang lamun beriklim sedang yang menjadi makanan duyung dan penyu tersebut dapat menyerap karbon dioksida di laut.
Jika duyung dan penyu tidak memakan rumput laut dari iklim sedang, maka lautan akan tetap bersih dan jernih.
Namun, di beberapa daerah yang sudah tidak banyak dihuni hiu, seperti Karibia dan Indonesia, hewan reptil mulai memakan lamun atau rumput laut secara berlebihan.
Akibatnya, banyak karbon dioksida yang tidak dapat diserap oleh rumput laut, sehingga dampak perubahan iklim dan pemanasan global tidak berkurang.
Menurut Trisha Atwood, yang memimpin Ekologi Akuatik dan Laboratorium Perubahan Global di Universitas Negeri Utah, lamun atau rumput laut merupakan penyimpan karbon terbaik di dunia.
Sebab, lamun dapat menyerap karbon lebih cepat daripada hutan terestrial manapun.
Kesimpulannya, meskipun hiu banyak ditakuti, ternyata mereka berperan penting dalam pelestarian laut.
----
Kuis! |
Ada berapa jumlah perkiraan spesies hiu di seluruh lautan di dunia? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR