Bobo.id - Kualitas udara di Jakarta dianggap buruk karena polusi udara, menurut IQ Air (Rabu (15/6/2022).
IQ Air merupakan perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, yang mengusung tujuan perlindungan terhadap polutan yang terbawa udara, mengembangkan produk pemantauan kualitas udara, dan pembersih udara.
Baru-baru ini, IQ Air mengurutkan kota-kota di dunia berdasarkan tingkat polusi udara tertinggi atau dengan kata lain memiliki kualitas udara yang buruk.
Jika sebuah negara atau kota memiliki kualitas udara yang sehat dan baik, maka akan berada di urutan bawah.
Sedangkan yang berada di urutan teratas adalah negara/kota dengan tingkat polusi udara tertinggi. Sayangnya, kota Jakarta, Indonesia berada di urutan ke-4, teman-teman.
Dilansir dari Kompas.com, indeks kualitas udara Jakarta saat ini berada pada level: 159 AQI US, dengan Kategori: Tidak Sehat.
Angka 159 AQI US tersebut merupakan rata-rata dari pemantauan di 10 stasiun di Jakarta menurut IQ Air.
Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, faktor penyebab buruknya kualitas di Jakarta yaitu musim kemarau, yang kemudian ditambah polusi dari kendaraan.
Lalu, sebenarnya apa tanda atau gejala kualitas udara di lingkungan kita mulai memburuk? Yuk, cari tahu!
Baca Juga: Jangan Sampai Ada Polutan! Ini 5 Tanaman Hias untuk Meningkatkan Kualitas Udara di Rumah
Tanda Kualitas Udara Buruk
Dilansir dari Livescience, ada beberapa tanda atau gejala yang bisa kita rasakan ketika kualitas udara di sekitar kita memburuk. Berikut ini contohnya:
1. Terjadi Iritasi
Iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan merupakan bentuk respons tubuh terhadap alergen di sekitar kita.
Saat mata kita mulai gatal dan berair, hidung mengeluarkan cairan lendir, dan tiba-tiba mengalami batuk, kekebalan tubuh kita sedang aktif melawan kontaminasi udara.
Ada banyak penyebab kontaminasi udara, misalnya seperti debu, spora dan jamur di udara, asap rokok, pestisida, desinfektan, dan parfum.
Kontaminasi udara tersebut mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan gejala kualitas udara yang buruk.
2. Penyakit Pernapasan
Salah satu penyakit pada sistem pernapasan yang bisa terjadi karena dipicu kualitas udara yang buruk adalah asma.
Baca Juga: Baru Tahu Udara di Rumah Juga Tidak Bersih, Air Purifier Bisa Jadi Pilihan untuk Bersihkan Udara
Enesta Jones, juru bicara Environmental Protection Agency Amerika Serikat berpendapat bahwa, kontaminasi udara tidak hanya berasal dari udara di luar, melainkan juga udara di dalam rumah.
Oleh karena itu, lingkungan di dalam rumah juga harus terus dibersihkan agar tidak menyimpan debu atau kontaminasi udara yang bisa menyebabkan asma.
3. Pusing atau Sakit Kepala
Ternyata kualitas udara yang buruk juga dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami pusing atau vertigo.
Ini terjadi karena kontaminan berupa karbon monoksida dan karbon dioksida di udara meracuni dan merusak jaringan di dalam tubuh kita.
Barang-barang di rumah seperti kompor gas, kompor, dan pemanas air bisa membocorkan karbon monoksida yang menyebabkan gejala memburuknya kualitas udara.
Untuk menyiasatinya, pastikan barang-barang tersebut dipasang oleh ahli, dan kita bisa membeli detektor karbon monoksida di toko atau supermarket.
Nah, itulah tanda dan gejala yang bisa kita rasakan untuk mendeteksi bahwa kualitas udara di sekitar kita mulai memburuk.
----
Kuis! |
Bagaimana cara tubuh merespons alergen dan kontaminasi udara? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | livescience,KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR