Bobo.id - Baru-baru ini Indonesia dikejutkan dengan munculnya wabah PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak.
Hal ini tentunya menjadi perhatian, karena sebentar lagi masyarakat muslim akan memperingati Hari Raya Iduladha.
Seperti yang kita tahu, saat iduladha akan ada prosesi pemotongan hewan kurban, seperti sapi, kerbau, domba, atau kambing.
Nah, agar wabah ini tidak menyebar dan menyebabkan kekhawatiran yang lebih besar, penting bagi kita untuk tahu cara aman membungkus daging kurban.
Dilansir dari laman Kompas.com, berikut cara aman bungkus daging kurban saat iduladha. Yuk, simak!
Cara Aman Bungkus Daging Kurban
Pengemasan menggunakan besek dan daun pisang memang lebih ramah lingkungan karena mudah terurai di alam.
Sayangnya di saat maraknya penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), daging kurban disarankan tidak dikemas menggunakan besek.
Hal ini disampaikan oleh dokter hewan sekaligus pakar ternak di Institut Pertanian Bogor (IPB) Pak Supratikno kepada Kompas.com saat dihubungi via daring pada Selasa (7/6/2022).
Baca Juga: Sedang Mewabah, Kenali Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak
Beliau mengatakan kalau membungkus daging hewan kurban pakai besek atau pakai daun sulit untuk didisinfeksi.
Menggunakan daun pisang atau besek, berpeluang membuat darah atau cairan daging menetes di jalan. Cairan itu berpotensi mengandung virus dan menjangkit ternak lain.
Karena itu Pak Tikno tak menyarankan penggunaan daun dan besek. Menurutnya, penggunaan kemasan daun dan besek bisa membuat siklus penyebaran virus yang semakin meluas.
Sebagai gantinya, beliau menyarankan untuk menggunakan plastik sebagai kemasan daging kurban.
Sebab nanti setelah digunakan, plastik bisa disiram/direndam air panas, atau bisa juga direndam sabun cuci piring.
Cara itu bisa membuat virus mati, sehingga akan lebih aman jika dibuang ke tempat sampah.
Cara Aman Membersihkan Daging Kurban
1. Rebus Tanpa Dicuci
Berdasarkan anjuran dari Pemerintah yang dicantumkan melalui laman resmi pertanian.go.id, cara terbaik mengolah dan membersihkan daging merah adalah dengan tidak mencucinya terlebih dahulu.
Baca Juga: Tips Membersihkan dan Mengolah Daging Merah Segar yang Baru Dibeli
Setelah membelinya dari pasar tradisional ataupun supermarket, langsung rebus daging maupun jeroan segar selama 30 menit di dalam air mendidih.
Daging mentah tidak sebaiknya dicuci karena berisiko adanya kontaminasi silang dari kuman.
Ini artinya, kuman dari proses mencuci daging mentah bisa menyebabkan kontaminasi atau pencemaran pada benda lain.
Daging mentah yang kita beli mengandung berbagai bakteri di bagian permukaannya.
Nah, ketika kita mencuci daging mentah, maka bakteri yang ada di permukaan daging mentah bisa menyebar ke berbagai tempat di sekitarnya dan menyebabkan kontaminasi bakteri.
2. Dinginkan Lalu Bekukan
Jika kita membeli banyak daging dan tidak ingin langsung mengolah semuanya, simpan daging bersama kemasannya di dalam chiller kulkas selama 24 jam,
Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan suhu dinginnya. Setelah itu, taruh di freezer lemari es sampai siap diolah.
Jika membeli jeroan mentah, rebus dulu di dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan di lemari es atau diolah.
Baca Juga: Cara Sehat dan Aman Mengolah Daging Menjelang Hari Raya Iduladha
3. Jangan Langsung Buang Kemasan
Saat kita membeli daging dari pasar tradisional atau supermarket, daging akan dibungkus dengan kemasan plastik.
Nah, setelah kita mengeluarkan daging dari kemasannya, sebaiknya jangan buang kemasan secara langsung.
Kita bisa merendam bekas kemasan daging terlebih dahulu dengan detergen, pemutih pakaian, atau cuka dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan sekitar.
Nah, itulah cara dan tips yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko PMK dari daging yang dibeli dari pasar tradisional ataupun supermarket.
(Penulis: Suci Wulandari Putri Chaniago, Grace Eirin)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR