Lalu pada tahun 1840 itulah, penerangan berupa lampu minyak tanah mulai ditemukan, sehingga membuat waktu makan malam diundur menjadi lebih malam berbarengan dengan nyalanya lampu.
Waktu makan yang mundur itu membuat Anna Russell menjadi tidak senang karena harus menahan lapar lebih lama.
Hingga akhirnya ia meminta pelayan untuk menyediakan teh, roti, dan kue untuknya. Ia juga mengundang teman-temannya untuk bergabung dan menikmati camilan bersama.
Ide mengonsumsi teh dan kue pada sore hari itu pun diperkenalkan Anna Russell ke berbagai tempat yang didatangi dan mendapat sambutan baik.
Akhirnya afternoon tea menjadi sebuah kebiasaan yang sering dilakukan keluarga kerajaan.
Mereka akan menggelar acara minum teh ini di taman kelas atas yang megah saat musim panas. Pada musim dingin, acara dipindahkan ke dalam ruangan kerajaan yang hangat.
Lalu pada akhir abad ke-19, budaya ini mulai dilakukan oleh masyarakat kelas menengan dan bahkan mulai menyebar ke seluruh Inggris hingga Amerika Serikat.
Baca Juga: Enak tapi Berikan Dampak Buruk, Ini Bahaya Minum Teh Campur Susu
Pada awalnya hanya menjadi kegiatan untuk mengganjal rasa lapar, kini afternoon tea menjadi kegiatan yang dilakukan dengan banyak variasi, dari iringan musik hingga jenis hidangan yang beragam.
Tata Cara Afternoon Tea
Karena berawal dari kebudayaan kerajaan, ada tata cara khusus untuk melakukan afternoon tea, lo.
Aturan pertama dalam melakukan afternoon tea adalah mengenakan pakaian rapi yang pada tahun 1840-an harus berpakaian formal.
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com,GridKids.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR