Berikut ini penjelasan terjadinya banjir menurut National Geographic. Bumi selalu memiliki 332,5 juta mil kubik air.
Pasokan air di bumi tidak pernah berubah, air hanya terus melakukan perjalanan akibat siklus air.
Air bukan hanya berasal dari laut, danau, atau sungai. Air juga ada di salju, tanah, bahkan magma cair.
Ketika ada gunung yang erupsi atau meletus, air dari dalam bumi mengalir ke permukaan bersama dengan magma.
Selain itu, air juga tersimpan di atmosfer sepuluh hari sebelum terjadinya hujan. Pada siang hari Matahari bersinar dan menyebabkan penguapan air.
Air sungai, danau, laut, dan semua air di Bumi tentunya juga menguap ke udara dan menjadi awan. Awan berisi uap air dari proses penguapan.
Awan-awan yang dihasilkan dari proses penguapan ini ditiup angin ke daratan. Nantinya awan ini akan menurunkan uapnya dalam bentuk hujan.
Baca Juga: Apa Perbedaan Banjir Rob, Banjir Bandang, dan Banjir Air Biasa?
Air hujan yang turun sebagian akan diserap oleh tanah, inilah proses yang kita kenal dengan infiltrasi. Nantinya air hujan yang diserap ini akan menjadi air tanah.
Namun, tidak semua air hujan bisa diserap oleh tanah. Terutama jika kemampuan menyerap tanahnya kecil.
Air yang tidak bisa diserap oleh tanah akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan masuk ke saluran kecil.
Sayangnya, di wilayah kota yang dipenuhi dengan gedung-gedung dan bangunan, sering kekurangan lahan untuk tumbuhan dan resapan air.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR