Bobo.id - Pada masa penjajahan, Indonesia dibawah kendali pemerintah Belanda dan banyak kebijakan dibuat yang salah satunya adalah tanam paksa.
Kebijakan ini diberlakukan dengan keuntungan sebagian besar didapat oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu.
Karena sistem itu, kebijakan ini menjadi sangat terkenal hingga saat ini atas berbagai kerugian yang didapat para pekerja.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem atau kebijakan tanam paksa, yuk! Simak contoh soal dan pembahasan berikut ini.
1. Apakah tanam paksa itu?
Pembahasan
Pada masa penjajahan Belanda dibentuklah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang merupakan persekutuan dagang.
Persekutuan dagang itu dibentuk untuk mencari keuntungan di Indonesia yang memiliki tanah subur.
Dari persekutuan dagang itulah muncul kebijakan tanam paksa atau dikenal juga dengan cultuurstelsel.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Jalur Sutra dan Rempah
Tanam paksa ini merupakan salah satu kebijakan yang muncul dari pemerintahan Belanda yang merupakan gabungan aturan kewajiban menanam tanaman ekspor. Tanaman ekspor ini berupa kopi, tebu, dan juga nila.
Hasil panen dari tanaman itupun harus diserahkan ke VOC dengan sistem sewa tanah atau pajak tanah.
2. Siapakah yang menerapkan tanam paksa?
Pembahasan
Kebijakan tanam paksa tentu tidak muncul dengan sendirinya.
Kebijakan ini muncul atas ide dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jogannes van den Bosch.
Jogannes van den Bosch adalah orang berkebangsaan Belanda yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-43 yaitu pada tahun 1830 sampai 1834.
3. Di manakah tanam paksa dilaksanakan?
Pembahasan
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Pertempuran 11 November 1945
Kebijakan tanam paksa pada awalnya hanya diberlakukan di beberapa wilayah saja.
Di Pulau Jawa, kebijakan ini dibanyak dilakukan di Karesidenan Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang, Jepang, Surabaya, dan Pasuruhan.
Kemudian lambat laun kebijakan ini mulai diterapkan di beberapa wilayah lain di luar Pulau Jawa.
Kebijakan ini pun diberlakukan di wilayah Sumatra Barat, Minahasa, Minangkabau, Palembang, Ambon, dan juga Banda.
4. Apa dampak dari adanya tanam paksa?
Pembahasan
Tanam paksa tentu menimbulkan banyak masalah yang sangat berdampak pada masyarakat sekitar.
Masalah pertama adalah menurunnya jumlah tanaman pangan yang berakibat pada munculnya kelaparan.
Para petani yang hanya boleh menanam jenis tanaman tertentu tidak bisa menanam tanaman pangan atau mengurus sawah dan ladang yang mayoritas adalah tanaman pangan.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Terjadinya Perang Diponegoro
Bahkan dari masalah ini, pada saat itu kasus kematian di di Cirebon dan Gerobokan meningkat drastis.
5. Siapakah penentang tanam paksa?
Pembahasan
Sistem atau kebijakan yang tidak adil yaitu tanam paksa tentu menimbulkan banyak pertentangan.
Tokoh pertama yang menentang sistem ini adalah Eduard Douwes Dekker yang meminta sikap balas budi Belanda kepada bangsa Indonesia dengan pendidikan yang layak, membangun saluran air, dan perataan penduduk.
Lalu ada juga tokoh bernama Baron van Hoevell yang berjuang untuk menghapuskan sistem tanam paksa yang tidak berpihak pada rakyat.
Karena sikapnya yang menentang, ia pun diusir oleh pemerintah Belanda.
Ada juga tokoh bernama Fransen van de Putte yang merupakan keturunan Liberal Belanda, namun cukup aktif melakukan perlawan terhadap sistem kolonial yang memanfaatkan sumber daya alam dan manusia Indonesia dengan kerja paksa.
Nah, itu tadi beberapa penjelasan tentang sistem tanam paksa yang diberlakukan pada masa penjajahan dan berikan banyak kerugian.
----
Kuis! |
Apa saja jenis tanaman yang ditanam pada kebijakan tanam paksa? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR