Bobo.id - Apakah teman-teman pernah membaca cerita dongeng berjudul ‘Itik Buruk Rupa’ karya Hans Christian Andersen?
Diceritakan, ada Ibu itik yang mengerami telurnya dan menunggunya menetas.
Namun, setelah menetas, Ibu itik melihat ada salah satu anaknya yang warna bulunya berbeda daripada yang lainnya.
Salah satu anak itik itu mempunyai bulu cokelat keabu-abuan, tidak seperti saudara lainnya yang berwarna kuning.
Tentu itik merasa tidak percaya diri, tetapi seiring waktu warna bulunya ternyata berubah menjadi putih dan anak itik pun tidak sedih lagi karena sudah tumbuh menjadi itik yang cantik.
Pesan dari kisah dongeng tersebut adalah kita tidak boleh membenci diri sendiri meskipun berbeda dengan yang lainnya, sebab kita mempunyai keunggulan lain yang suatu hari akan kita temukan.
Perubahan Bulu Itik
Bulu itik yang baru menetas dari telur memang tidak langsung berwarna putih.
Anak itik umumnya mempunyai warna bulu kuning, abu-abu, atau kecokelatan.
Baca Juga: Mengenal Carolina Reaper, Cabai Terpedas di Dunia yang Bisa Bikin Lidah Terbakar
Namun seiring pertumbuhannya, warna bulu anak itik yang berwarna kuning, abu-abu, atau kecokelatan akan berubah menjadi berwarna putih.
Oleh karena itu, Hans Christian Andersen membuat dongeng itik buruk rupa, karena awal pertumbuhan itik terlihat tidak menarik akibat warna bulunya yang kusam.
Tetapi, seiring waktu, itik bisa menjadi cantik dengan warna bulunya yang berwarna putih bersih.
Fakta-Fakta tentang Itik
1. Itik Dapat Beradaptasi di Air, Darat, dan Udara
Itik bisa beraktivitas baik di air, darat, dan udara, sebab bulu itik mempunyai lapisan lilin yang bisa menjaga bulu tetap hangat dan kering.
Meskipun mempunyai kaki selaput, tetapi itik tidak hanya pandai berenang.
Mereka tetap bisa berjalan dengan baik di darat dan tidak kedinginan di air karena pembuluh darahnya saling berdekatan untuk menjaga kehangatan tubuh.
Selain itu, mereka juga bisa terbang setinggi 60 hingga 1000 meter dari permukaan tanah, dengan kecepatan terbang sekitar 60 meter per jam.
Baca Juga: 20 Juli Dijuluki Hari Bulan, Ini Peristiwa Bersejarah di Baliknya
2. Itik Rukun dengan Saudaranya
Itik mempunyai komunikasi yang baik dengan saudaranya, lo. Mereka akan menetas di waktu yang bersamaan untuk menghindari serangan predator.
Setelah menetas, itik akan berjalan bersama mengikuti induknya yang di depan. Selain itu, itik juga lebih suka berkelompok daripada sendiri agar semakin aman.
3. Suka Bekerja Sama
Ketika itik berenang di danau, pasti mereka membentuk formasi kelompok.
Ada beberapa itik yang ada di formasi pinggir dan bertugas untuk memberitahu bahaya. Dengan begitu, itik bisa tidur dan mencari makan dengan nyaman.
4. Suara Itik Berbeda-beda di Setiap Daerah
Tahukah teman-teman? Ternyata suara itik bisa berbeda-beda di setiap daerah, lo.
Umumnya, itik yang tinggal di daerah perkotaan mempunyai suara yang lebih keras dan kasar.
Baca Juga: Punya Corak yang Unik, Ini 6 Fakta tentang Ikan Badut yang Jadi Inspirasi Film Nemo
Hal ini karena mereka harus berkomunikasi dengan itik lainnya di tengah kebisingan kota.
Sedangkan, itik yang tinggal di pedesaan suarnya lebih panjang dan santai, karena di pedesaan tidak terlalu bising.
Nah, itulah fakta-fakta menarik dari itik, yang dijadikan tokoh cerita dongeng oleh Hans Christian Andersen dalam karyanya yang berjudul ‘Itik Buruk Rupa’.
---
Kuis! |
Berapa kecepatan renang itik di dalam air? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | peta.org |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR