Bobo.id - Apakah teman-teman sedang mencari contoh cerita dan ide pokoknya? Kalau iya, teman-teman bisa menemukannya di artikel ini.
Sebelum lanjut mencari ide pokok dalam cerita, sudahkah kamu tahu apa yang dimaksud dengan ide pokok?
Ide pokok adalah sebuah gagasan atau inti yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembacanya.
Kita bisa menyebut ide pokok dengan sebutan gagasan utama, gagasan pokok, pikiran utama, dan lain sebagainya.
Ide pokok membantu kita untuk mendapatkan informasi penting dari sebuah bacaan. Letak ide pokok bisa ada di awal, tengah, atau bahkan di akhir paragraf.
Nah, sekarang kita simak contoh cerita dan ide pokoknya, yuk!
Cerita oleh: Arsip Majalah Bobo
Pak Pedi baru saja membeli seekor keledai muda. Keledai itu nantinya akan membawa barang-barang dagangannya. Pak Pedi biasanya melewati terowongan yang menembus gunung untuk menuju ke desa di seberang gunung.
Keledai Pak Pedi itu diberi nama Elka. Menurut Pak Pedi, Elka sangat cantik karena bertelinga panjang dan menjulang lancip ke atas. Hidung Elka juga sangat lembut.
Hari ini adalah hari pertama Elka bekerja. Pak Pedi meletakkan barang dagangan di punggung Elka, lalu menuntunnya berjalan menuju terowongan di kaki gunung. Semula, semua berjalan lancar. Namun saat akan melewati terowongan, Elka tiba-tiba tak mau berjalan lagi. Ia terdiam di depan terowongan.
Pak Pedi berusaha mendorong tubuh Elka agar mau masuk ke terowongan. Namun keledai muda itu tetap bertahan. Pak Pedi akhirnya menyadari sesuatu.
Baca Juga: Langkah-Langkah Membuat Cerita Berdasarkan Ide Pokok dengan Mudah
“Astagaaa… aku baru sadar kalau terowongan ini agak rendah! Elka tak bisa lewat karena telinganya akan tersangkut di langit-langit terowongan!” seru Pak Pedi.
Pak Pedi berusaha membujuk Elka. Ia mengusap-usap kepala Elka dan berbisik, “Elka sayang, kau harus melipat telingamu supaya kita bisa melewati terowongan ini! Kita harus membawa barang-barang dagangan ini ke desa seberang.”
Sayangnya, sebagai keledai, Elka sangat keras kepala. Ia tak mau mendengar perintah Pak Pedi. Ia tetap berdiri dengan telinganya yang tegak ke atas. Ia samasekali tak mau menekuk telinga indahnya.
Pak Pedi sangat bingung. Ia berpikir sejenak, dan akhirnya mendapat ide. Ia membuka barang dagangannya di punggung Elka dan mencari sesuatu. Akhirnya, Pak Pedi menemukan sebuah alat pahat.
Ia lalu mulai bekerja. Pak Pedi memahat dua cekukan alur di langit-langit terowongan batu itu. Ia bermaksud membuat dua alur itu di sepanjang terowongan, sampai ke ujung satunya. Kedua alur itu kira-kira cukup untuk dilewati kedua telinga Elka. Kedua alur itu akan jadi seperti rel buat telinga Elka.
Belum lama Pak Pedi bekerja, tiba-tiba datanglah seorang polisi.
“Maaf, Pak Pedi! Bapak tidak boleh sembarangan memahat terowongan! Ini pelanggaran hukum, karena Bapak merusak sarana kepentingan umum!” kata Pak Polisi.
Pak Pedi sangat bingung dituduh melanggar hukum.
“Elka, keledaiku, tidak bisa lewat di bawah terowongan ini. Telinganya terlalu panjang. Saya cuma membuat dua alur di langit-langit terowongan. Supaya telinganya bisa lewat,” jelas Pak Pedi.
Pak Polisi melepas topinya dan menggaruk kepalanya karena bingung. Ia berpikir, apa yang harus dilakukannya untuk membantu Pak Pedi. Akhirnya, ia mendapat ide.
“Pak Pedi, apakah Bapak punya sekop? Kalau punya, lebih baik Bapak menggali tanah di sepanjang terowongan ini. Ketebalan galiannya secukupnya saja. Supaya ada ceruk sampai di ujung terowongan. Jadi, Elka bisa lewat tanpa harus menekuk telinganya!” saran Pak Polisi.
Baca Juga: 4 Cara Mengembangkan Ide Pokok dalam Menulis Paragraf
Sayangnya, pemikiran Pak Pedi betul-betul sederhana. Ia malah cemberut dan menggerutu,
“Kenapa aku harus menggali tanah untuk membuat ceruk? Apa Pak Polisi tidak lihat? Yang panjang itu telinga Elka, bukan kakinya!”
Pak Polisi tak mau membuang waktu. Ia tak peduli apa yang dipikirkan Pak Pedi. Pak Polisi segera menggali ceruk tipis di tanah di sepanjang terowongan. Pak Pedi terpaksa membantunya.
Beberapa saat kemudian, pekerjaan mereka selesai. Kini tampak ada parit tipis di sepanjang terowongan. Elka pun bisa lewat di terowongan itu dengan membawa barang dagangan. Telinganya tetap berdiri tegak tanpa menyentuh langit-langit terowongan.
Walaupun begitu, Pak Pedi tetap tidak mengerti. Mengapa telinga Elka bisa muat tanpa menyentuh langit-langit terowongan. Padahal yang digali adalah tanah, bukan langit-langit terowongan.
Ide pokok yang ingin disampaikan penulis pada pembacanya adalah sebelum melakukan sesuatu ada baiknya kita memerhatikan sekitar.
Jangan sampai tindakan yang mulanya untuk alasan yang baik, tapi dilakukan dengan cara yang melanggar aturan atau hukum.
Itu disampaikan di cerita, Pak Pedi ditegur oleh polisi karena memahat terowongan sembarangan yang melanggar hukum.
Selain itu, kita juga harus menyelesaikan sebuah masalah dengan melihat dari berbagai sisi dan menerima masukan. Jangan hanya yakin dengan pendapat sendiri.
Di cerita dijelaskan Pak Polisi memberikan solusi pada Pak Pedi agar menggali tanah.
Namun, Pak Pedi mulanya tak maun mendengarkan karena menurutnya bagian telinga keledai yang membutuhkan ruang agar mereka bisa keluar.
Padahal menggali tanah juga pada akhirnya bisa membantu Pak Pedi dan keledainya keluar dari terowongan.
Nah, teman-teman itulah tadi contoh cerita dan ide pokoknya. Semoga ini bisa membantu teman-teman untuk menemukan ide pokok di certa atau bacaan lainnya, ya!
Baca Juga: Ciri-Ciri Ide Pokok Beserta Cara Menemukannya di dalam Paragraf
Kuis! |
Apa nama lain ide pokok? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR