Bobo.id - Tahukah teman-teman seorang pahlawan nasional perempuan Indonesia yang bernama HR Rasuna Said?
Pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tidak hanya laki-laki. Ada juga pahlawan perempuan, lo!
HR Rasuna Said adalah salah satu pahlawan perempuan yang bernama lengkap Hajah Rangkayo Rasuna Said.
Karena sangar berjasa bagi Indonesia, Google Indonesia menampilkan ilustrasi HR Rasuna Said pada sebagai gambar doogle Google tanggal 14 September, lo.
Sosok HR Rasuna Said adalah pejuang kemerdekaan yang vokal menyuarakan adanya persamaan hak antara pria dan wanita, terutama di masalah pendidikan.
Gagasan-gagasannya itu disampaikan lewat tulisan-tulisannya yang tajam.
Rasuna Said disegani oleh Belanda dan sempat dipenjara karena pemikiran dan keberaniannya mengutarakan pendapat dengan benar.
Yuk, kita kenalan dengan sosok HR Rasuna Said lebih dekat!
Kehidupan Rasuna Said
HR Rasuna Said atau Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Agam, Sumatera Barat.
Rasuna lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Haji Muhammad Said, adalah seorang tokoh pergerakan di Sumatera Barat dan seorang pengusaha sukses.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Pahlawan Revolusi, Nasional, dan Kemerdekaan
Sebagai putri dari keturunan bangsawan, Rasuna Said memiliki kesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan dasar di sekolah Belanda.
Namun, saat itu ia memilih untuk bersekolah di sekolah agama yang tak jauh dari rumahnya selama 1916-1921.
Setelah lulus, ia melanjutkan sekolahnya ke Pesantren Ar-Rasyidiyah.
Tahukah teman-teman? Rasuna Said menjadi satu-satunya santri perempuan di sekolah tersebut waktu itu, lo.
Dua tahun setelahnya, Rasuna Said masuk Sekolah Diniyah Putri yang merupakan sebuah pondok pesantren khusus putri di Padang Panjang.
Sekolah itu didirikan oleh Rahmah El Yunusiah. Namun, karena perbedaan pandangan dengan Rahmah, Rasuna Said mundur dari pesantren tersebut pada 1930.
Saat itu, Rasuna Said memiliki gagasan bahwa kemajuan kaum perempuan tidak hanya didapat dari mendirikan sekolah, tetapi juga disertai perjuangan politik.
Setelah itu, Rasuna Said belajar secara pribadi ke tokoh-tokoh cendekiawan di Minangkabau.
Salah satunya adalah Haji Abdul Karim Amarullah atau Haji Rasul yang merupakan pendiri Sekolah Thawalib di Padang Panjang.
Sekolah itu adalah sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Nah, dari hasil belajarnya itulah, Rasuna Said banyak belajar tentang perjuangan dan perlawanan, sehingga pemikirannya pun semakin terbuka.
Berjuang dalam Politik
Baca Juga: 14 Daftar Pahlawan Perempuan Indonesia, Ada yang dari Daerahmu?
Pada tahun 1926, Rasuna Said ikut organisasi Sarekat Rakyat (SR) sebagai sekretaris cabang Maninjau.
Lalu pada 1930, Rasuna juga bergabung dalam Soematra Thawalib dan turut mendirikan Persatuan Muslimin (Permi) di Bukittingi.
Kemudian, Rasuna ditunjuk untuk memberikan kursus bagi anggota Permi atas kepiawaiannya dalam berpidato.
Bahkan, Rasuna dijuluki sebagai Singa Minangkabau karena kepiawaiannya berpidato.
Bahkan kemampuan ini membuat Belanda segan pada Rasuna Said, lo.
Pada 1935, Rasuna menjadi pemimpin redaksi sekaligus penulis di Majalah Ray, yang salah satunya menjadi tonggak perlawanan di Sumatera Barat.
Selain berpolitik, Rasuna juga terjun ke dunia pendidikan, terutama pendirian sekolah.
Rasuna Said berfokus untuk memberantas kebodohan kaum Indonesia, dengan melawan buta huruf dengan mendirikan Sekolah Thawalib kelas rendah, Sekolah Thawalib Putri, dan sekolah kursus putri di Bukittingi.
Tahun 1937, Rasuna juga mendirikan lembaga pendidikan khusus perempuan bernama Perguruan Putri di Medan, Sumatera Utara.
Namun, Rasuna Said sempat terkena hukuman karena melawan Belanda secara terang-terangan.
Tahun 1932 Rasuna sempat ditangkap Belanda bersama teman seperjuangannya, Rasimah Ismail.
Baca Juga: Gambar Wajah Pahlawan Nasional Ada di 7 Pecahan Uang Kertas, Sudah Tahu Alasannya?
Mereka pun dipenjara di Semarang, Jawa Tengah. Setelah bebas, Rasuna sempat meneruskan pendidikannya di Islamic College.
Setelah Kemerdekaan
Perjuangan Rasuna Said masih berlanjut hingga masa-masa setelah kemerdekaan.
Dia banyak terlibat dalam berbagai organisasi, seperti Panitia Pembentukan Dewan Perwakilan Nagari yang pada 1946.
Dia juga bergabung dengan Komite Nasional Indonesia Daerah Sumatera Barat (KNID-SB).
Tahun 1949, Rasuna berhasil duduk di kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Serikat (RIS). Pasca-pembubaran RIS, dia terpilih sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.
Setelah RIS bubar, Ir. Soekarno menunjuknya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung sebagai penasihat pemerintah.
Di tengah kesibukannya itu, Rasuna masih aktif dalam organisasi Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) sebagai salah satu pimpinan.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said wafat pada 2 November 1965 di Jakarta akibat sakit penyakit kanker darah.
Atas jasanya, Presiden Soeharto menerbitkan surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 084/TK/Tahun 1974 dan menobatkan Rasuna sebagai Pahlawan Nasional pada 13 Desember 1974.
Atas jasanya, nama Rasuna Said diabadikan sebagai nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan dan nama jalan di daerah asalnya, Padang, Sumatera Barat.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Pahlawan Nasional Indonesia
----
Kuis! |
Di sekolah mana Rasuna Said menjadi satu-satunya murid perempuan? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR