Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang aktivitas manusia praaksara.
Perlu diketahui zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah masa di mana manusia belum mengenal tulisan.
Aktivitas manusia zaman praaksara ini terbagi menjadi empat bagian, salah satunya masa perundagian.
Kata perundagian diambil dari kata dasar undagi yang artinya seseorang yang memiliki keterampilan jenis usaha tertentu.
Masa perundagian adalah periode akhir prasejarah atau yang biasa disebut dengan zaman logam.
Manusia pendukung masa perundagian adalah bangsa Deutro Melayu yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.
Karakteristik utama manusia pada masa atau zaman perundagian adalah lahirnya manusia yang terampil.
Berbagai usaha dilakukan manusia menuju ke penyempurnaan kegiatan dalam bidang pertanian, peternakan, dan pembuatan gerabah.
Berikut ini Bobo akan menjelaskan kehidupan manusia praaksara pada masa perundagian. Simak, yuk!
Kehidupan Ekonomi pada Masa Perundagian
Masyarakat masa perundagian tidak hanya bercocok tanam dengan berladang, namun juga dengan mengolah sawah.
Baca Juga: Cari Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial, Bagaimana Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian?
Ini artinya, mereka sudah mampu mengatur kehidupan ekonominya dan berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan di musim mendatang.
Hasil panen pertanian ini biasanya akan disimpan sebagai cadangan untuk masa kering dan untuk diperdagangkan.
Menariknya, d masa ini mereka juga sudah melakukan perdagangan dengan jangkauan yang luas, bahkan antar pulau.
Oleh karena itu perahu bercadik (perahu sederhana dengan alat penyeimbang) berperan penting di masa perundagian.
Saat itu, perdagangan dilakukan dengan cara bertukar barang, terutama benda yang memiliki nilai magis seperti nekara dan perhiasan.
Kehidupan Sosial pada Masa Perundagian
Kehidupan sosial manusia praaksara pada masa perundagian sudah semakin teratur dibanding masa sebelumnya.
Mereka umumnya akan tinggal di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai, teman-teman.
Kemajuan yang dicapai dalam berbagai aspek kehidupan mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk.
Oleh karena itu, timbullah desa besar yang merupakan gabungan dari kampung-kampung kecil.
Pemimpin masyarakat biasanya dipilih melalui musyawarah dengan menimbang kemampuannya berinteraksi dengan roh nenek moyang.
Baca Juga: Cari Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial, Bagaimana Perkembangan Seni pada Masa Perundagian?
Selain itu, masyarakatnya juga mulai terbagi dalam kelompok sesuai keahlian yang dimilikinya.
Seperti kelompok petani, kelompok undagi, kelompok pedagang, dan lain sebagainya.
Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian
Di masa perundagian, terdapat berbagai upacara adat dan ritual untuk menghormati alam, nenek moyang, dan kehidupan duniawi.
Sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada masa perundagian adalah dinamisme dan animisme.
Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau roh halus, teman-teman.
Sementara itu, dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Selain itu, pada masa ini penguburan mayat telah dilakukan, baik secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder).
Hasil Kebudayaan dan Peninggalan Masa Perundagian
Di masa perundagian, masyarakat membuat sesuatu dengan menggunakan peralatan yang terbuat dari logam.
Teknologi pembuatan benda-benda dari logam pun mengalami perkembangan cukup pesat.
Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Wanita pada Masa Bercocok Tanam?
Beberapa peralatan dari logam yang mereka hasilkan, antara lain:
1. Nekara
Nekara merupakan semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atas tertutup.
Nekara sering digunakan untuk upacara mendatangkan hujan dan dapat ditemukan di Jawa, Sumatra, Bali, Kepulauan Kei, dan Papua.
2. Moko
Moko memiliki bentuk seperti nekara tetapi lebih ramping. Moko dapat ditemukan di Pulau Alor.
3. Kapak Perunggu
Kapak perunggu dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan, yaitu kapak corong, kapak upcara, dan kapak tembilang.
Kapak perunggu dapat ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.
4. Bejana Perunggu
Bejana perunggu merupakan bejana yang dibuat dari dua lempengan perunggu cembung dan dilekatkan dengan pacuk besi di sisinya.
Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja dan Cara Manusia Berburu pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?
Bejana perunggu dapat ditemukan di daerah Madura (Asemjaran, Sampang) dan Sumatra (Kerinci).
Nah, itulah kehidupan manusia praaksara di masa perundagian. Semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
----
Kuis! |
Kata perundagian berasal dari kata undagi, apa maksudnya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR