Bobo.id - Stonehenge adalah bangunan batu yang berasal dari Zaman Perunggu dan Neolitikum yang terletak di Salisbury, negara Inggris.
Situs purba ini terkenal di dunia dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1986.
Stonehenge adalah situs batu yang disusun melingkar di atas gundukan tanah dan dikelilingi oleh parit.
Menurut penelitian, Stonehenge yang diperkirakan dibuat sejak 3.000 sampai 2.000 Sebelum Masehi ini, berfungsi sebagai sistem penanggalan dan musim bagi manusia kuno.
Namun, sampai saat ini peneliti belum mengetahui secara pasti bagaimana cara kerjanya.
Selain itu, yang jadi pertanyaannya bagaimana situs Stonehenge dibangun?
Hal itu karena Stonehenge tersusun dari batu yang besar dan kemungkinan berasal dari tempat lain.
Namun, setelah melakukan beberapa penelitian, berikut kemungkinan bagaimana Stonehenge itu dibangun pada masa lalu. Yuk, simak untuk menambah wawasan.
Asal-usul Bangunan Stonehenge di Inggris
Stonehenge yang terbuat dari batu seukuran 9,1 meter dan berat 50 ton, disusun melingkar dengan pola vertikal dan horizontal.
Berikut, perkiraan ilmuwan bagaimana proses pembuatan Stonehenge, yaitu:
1. Mengumpulkan Batu
Stonehenge dibangun menggunakan dua jenis batu, yaitu batu sarsen dan batu bluestone.
Batu sarsen untuk bagian potongan batu yang lebih besar dan batu bluestone untuk bagian susunan batu yang lebih kecil.
Batu sarsen adalah jenis batu lebih mudah ditemukan di daerah Inggris bagian selatan.
Kemungkinan, batu sarsen ini berasal dari Marlborough Downs, yaitu wilayah yang di dekat Stonehenge berada, sekitar 32 kilometer.
Sedangkan, batu bluestone berasal dari Preseli Hills di daerah Wales, yaitu sekitar 250 kilometer jauhnya dari lokasi Stonehenge berada.
Batu sarsen yang rata-rata beratnya 25 ton sampai 30 ton dan batu bluestone yang beratnya 2 sampai 5 ton ini dibawa menggunakan kayu.
Caranya, potongan batu tersebut di alasi oleh kayu yang sudah dilumuri minyak dan ditarik oleh tali yang terbuat serat tanaman jeruk kulit nipis.
2. Membentuk Batu
Ketika sudah sampai di tanah lapang yang ada di Stonehenge, batu sarsen dan blustone dibentuk menggunakan palu dari batu.
Sehingga, bebatuan ini bisa pecah dan dipahat sesuai keinginan. Hal ini dibuktikan dengan penemuan palu batu dengan berbagai macam ukuran di sekitar Stonehenge.
Baca Juga: Mengapa Bangunan Kuno Sering Ditemukan Terkubur dalam Tanah?
Bagian atas batu sarsen yang vertikal dibentuk tonjolan memanjang dan lebih ramping. Bagian batu sarsen yang diletakkan secara horizontal di lubang.
Sehingga, keduanya bisa dipasang dan membentuk kuncian batu yang tidak mudah bergeser.
3. Menyusun Batu
Nantinya, batu sarsen yang akan diletakkan secara vertikal, ditarik menggunakan pemberat dan memanfaatkan gaya gravitasi.
Lalu, batu sarsen yang akan disusun horizontal dinaikkan menggunakan jalur kayu yang sudah dilapisi minyak, sama ketika memindahkan batu tersebut.
Sehingga, bisa dipasang di atas batu sarsen yang sudah disusun vertikal tadi.
Nah, itulah cara membangun Stonehenge menurut para ilmuwan. Sampai saat ini Stonehenge masih diyakini sebagai sistem penanggalan.
Tujuannya untuk mempermudah mengetahui musim panen dengan memanfaatkan pergerakan bayangan Matahari yang jatuh di setiap susunan batu Stonehenge.
Baca Juga: Gawat! Situs Warisan Budaya di Pulau Sumba Terancam Punah, Ini Penyebabnya
---
Kuis! |
Kapan Stongehenge dibuat? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR