Bobo.id - Apa saja bukti-bukti yang mendukung teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia?
Seperti yang kita ketahui, sebelum Indonesia merdeka, bahkan jauh sebelum Indonesia dijajah oleh Belanda, Indonesia dikenal dengan nama Nusantara.
Nusantara merupakan wilayah besar yang bercorak kerajaan.
Nah, kita telah belajar bahwa kerajaan di Indonesia bercorak Hindu-Buddha, karena meluasnya ajaran agama Hindu dan Buddha saat itu.
Lalu, apa saja bukti-bukti masuknya agama Hindu-Buddha di Nusantara?
Yuk, kita bahas bukti yang mendukung teori masuknya agama Hindu-Buddha berikut ini!
Bukti Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia
A. Bukti Masuknya Agama Hindu
1. Banyak penduduk yang memeluk agama Hindu setelah para pendatang dari India memperkenalkan agama Hindu.
2. Masyarakat Nusantara kala itu bukan berbentuk kerajaan, melainkan suku, yang dipimpin kelapa suku. Setelah agama Hindu masuk, pemerintahan berubah menjadi sistem kerajaan yang dibuktikan dengan kerajaan Hindu pertama yaitu Kerajaan Kutai
3. Adanya seni bercorak Hindu khas India seperti bangunan candi, seni pahatan patung, seni relief, dan seni sastra.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Kerajaan Hindu - Buddha di Indonesia
4. Penggunaan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
B. Bukti Masuknya Agama Buddha
1. Banyak penduduk yang memeluk agama Buddha yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Sriwijaya yang merupakan agama yang dibawa pedagang asal India dan Tiongkok di Jalur Sutra.
2. Banyaknya seni peninggalan bercorak Buddha, meliputi bangunan candi, seni pahatan, dan seni sastra.
3. Penggunaan gelar raja-raja dengan akhiran -warman seperti kerajaan bercorak Buddha di India.
4. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, yakni campuran agama Hindu dan pandangan hidup Sang Buddha
5. Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalam kehidupan masyarakat terus berkembang, dibuktikan dengan banyak kitab-kitab kuno.
5 Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia
1. Teori Ksatria
Menurut teori Ksatria, agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kalangan atas, yakni: kaum militer. prajurit. dan bangsawan yang saat itu memegang kekuasaan di wilayah India.
Teori ksatria dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens yang menyatakan agama Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum kalangan militer yang melakukan pelayaran militer ke Indonesia.
Baca Juga: Apa Saja Warisan Kebudayaan Indonesia pada Masa Hindu-Buddha?
2. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa masuknya agama Hindu dan Buddha dibawa oleh pada pedagang India ke Indonesia.
Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India, yang dikemukakan oleh sejarawan N.J. Krom.
Agama Hindu dan Buddha disebarkan dengan cara pernikahan, hubungan dagang, atau interaksi dengan penduduk setempat saat pedagang dari India dan bermukim di Nusantara.
3. Teori Brahmana
Teori brahmana pertama kali dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum Brahmana dengan dua cara.
Pertama, kaum Brahmana dari India diundang raja-raja Indonesia untuk membentuk hubungan diplomatis yang baik. Kedua, kaum Brahmana datang dari India bersama para pedagang ke Nusantara untuk menyiarkan agama dan keyakinan.
4. Teori Arus Balik
Teori Arus Balik dikemukakan oleh F.D.K Bosch menyatakan bahwa agama Hindu dan Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pergi belajar ke India.
Ketika pulang dari India, kaum cendekiawan Indoensia ini mengajarkan agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
5. Teori Sudra
Teori Sudra dikemukakan oleh van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia diawali oleh para kaum Sudraa atau budak yang bermigrasi ke wilayah Indonesia.
Baca Juga: Sosok-Sosok Pahlawan pada Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Nusantara
----
Kuis! |
Apa salah satu bukti masuknya agama Buddha di Indonesia? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Source | : | kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR