Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang aktivitas masyarakat Hindu-Buddha.
Aktivitas kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha dipengaruhi oleh beberapa kerajaan, salah satunya Kerajaan Kutai Martadipura.
Kerajaan Kutai Martapura merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-4 dan merupakan kerajaan tertua di Nusantara.
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, di tepi Sungai Mahakam dan dibuktikan dengan ditemukannya tujuh buah prasasti berbentuk Yupa.
Prasasti Yupa bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa ini diidentifikasi bentuk dan jenisnya berasal sekitar tahun 400 M.
Berikut ini Bobo akan memberikan penjelasan lengkap tentang sejarah kerajaan Kutai Martadipura. Simak, yuk!
Berdirinya Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kutai diawali dengan datangnya pengaruh kebudayaan India, terutama kebudayaan Hindu ke Nusantara.
Meski Kutai tidak terletak dalam jalur perdagangan internasional, tetapi hubungan dagangnya dengan India telah berkembang sejak awal.
Masuknya kebudayaan Hindu menyebabkan Kutai yang semula merupakan kelompok masyarakat yang berbentuk suku berubah sistem pemerintahannya.
Ini artinya, kepala pemerintahan yang semula seorang kepala suku berubah menjadi seorang raja, teman-teman.
Dari Prasasti Yupa, diketahui raja pertama Kutai bernama Kudungga yang merupakan nama Indonesia asli dan belum memeluk agama Hindu.
Nah, Raja Kudungga memiliki putra bernama Aswawarman, yang dianggap sebagai pendiri Dinasti Wamsakerta.
Nama anak Kudungga ini lah yang menunjukkan telah masuknya pengaruh Hindu dalam kerajaan Kutai dari kata warman.
Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Dari Prasasti Yupa, bisa diketahui bahwa Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.
Mulawarman disebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti dan pernah mengadakan upacara persembahan untuk kaum Brahmana.
Sebagai keturunan Aswawarman, Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma, yakni upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara penghinduan ini dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari.
Selain itu di bawah kekuasaan Raja Mulawarman, kehidupan ekonomi mengalami perkembangan pesat dalam pertanian dan perdagangan.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Baca Juga: 4 Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Arus Balik
Keadaan Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.
Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh setelah ditaklukan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk Islam.
Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.
Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.
Peninggalan Kerajaan Kutai
Peninggalan terpenting Kerajaan Kutai adalah keberadaan tujuh buah yupa yang dibuat sekitar tahun 350-400 Masehi.
Semua prasasti Kerajaan Kutai ditulis menggunakan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta, teman-teman.
Dilansir dari Kompas.com, peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang paling penting yakni tujuh yupa yang ditemukan di sekitar Muara Kaman.
Ketujuh yupa ini memuat cerita tentang raja-raja Kutai, seperti silsilah, tempat sedekah, dan macam-macam aspek kebudayaan.
Selain itu, peninggalan sejarah Kerajaan Kutai lainnya adalah keramik, kalung dari Tiongkok, dan berbagai arca.
Peninggalan-peninggalan itu menguatkan Kerajaan Kutai mendapat pengaruh dari Asia Selatan dan Asia Timur.
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang Kerajaan Kutai Martadipura. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Baca Juga: Pengaruh Budaya Hindu-Buddha Terhadap Perubahan Lingkungan Alam dan Sosial di Indonesia
----
Kuis! |
Dimanakah letak Kerajaan Kutai Martadipura? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Source | : | Kompas.com,Materi Pelajar |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR