Tari Saureka-reka (Sulawesi Utara), Tari Salai Jin (Maluku Utara) dan Tari Suanggi (Papua) juga merupakan contoh tari rakyat.
2. Tari Klasik
Tari klasik adalah seni tari tradisional yang bersifat istanasentris. Berbeda dengan tari rakyat, tari klasik lahir di lingkungan keraton atau pusat pemerintahan.
Ciri khas tari klasik ini adalah gerakan yang lebih variatif dan berbeda-beda dari tari rakyat.
Selain itu, ciri khas tari klasik memiliki pola lantai dan gerakan yang baku dan tidak dapat diubah.
Berbeda dengan tari rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan dan magis, tari klasik ini sarat falsafah hidup dan hiburan untuk kalangan kerajaan dan keluarga bangsawan.
Karena berfungsi sebagai hiburan, properti tari yang digunakan pun bermacam-macam dan sarat akan nilai keindahan.
Bahkan penari tari klasik memiliki syarat-syarat tertentu pada zaman dulu, lo. Di antaranya adalah berusia muda dan berparas cantik atau tampan.
Contoh tari klasik adalah Tari Reog Ponorogo, Tari Jejer Gandrung, dan Tari Remo (Jawa Timur).
Ada pula Tari Tortor (Sumatra Utara), Tari Gending Sriwijaya (Sumatra Selatan), Tari Baksa Kembang (Kalimantan Selatan).
Selain itu, contoh tari klasik yang lain adalah Tari Lenggo (Nusa Tenggara Barat), dan Tari Lenso (Sulawesi Utara)
Baca Juga: Tarian Daerah Sajojo: Sejarah, Gerakan, hingga Properti yang Digunakan
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Source | : | gramedia.com,Bobo |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR