Tidak hanya terjadi di masyarakat dan negara, peristiwa konflik juga bisa terjadi di dalam keluarga, teman-teman.
Contohnya adalah kekerasan dalam rumah tangga.
Faktor penyebab konflik ini bisa beragam, misalnya sikap temperamental, masalah keuangan, masalah mental, dan lain-lain.
Kekerasan ini bisa terjadi pada ayah, ibu, maupun anak-anak. Semua anggota keluarga bisa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Akibat dari kekerasan ini adalah retaknya keharmonisan keluarga, anak-anak menjadi terlantar, dan kesejahteraan masyarakat berkurang.
Itulah contoh peristiwa konflik dalam masyarakat.
Faktor penyebab konflik di atas adalah kurangnya rasa empati dan kasih sayang terhadap sesama.
Meski begitu, sebagai gejala sosial, konflik sebenarnya yang bisa saja terjadi dalam setiap masyarakat.
Sebab, setiap individu atau kelompok punya keinginan meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, dukungan sosial, hingga mengakses berbagai sumber daya.
Saat individu atau kelompok punya keinginan yang sama dengan individu atau kelompok lainnya, sementara keinginan tersebut terkait dengan sumber daya yang langka, lahirlah kompetisi.
Adapun proses kompetisi yang berlebihan bisa berujung pada konflik. Sama halnya ketika individu atau kelompok punya keinginan berbeda dengan individu kelompok lain, perselisihan akan selalu ada.
Baca Juga: 4 Fungsi Partai Politik dalam Negara Demokrasi, Mulai dari Sarana Komunikasi hingga Pengatur Konflik
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR