Bobo.id - Pada 31 Oktober 2022 kemarin, Majalah Bobo mengadakan acara Nostalgia Bobo bertajuk 'Dari Konferensi Anak Bobo ke Panggung Dunia'.
Acara yang diselenggarakan melalui platform Twitter Space ini mengundang tiga narasumber, teman-teman.
Ada Kak Ani sebagai editor majalah Bobo, Kak Safira sebagai diplomat dan alumni KONFA 2011, dan Kak Gayatri sebagai perwakilan pertukaran pelajar KL-YES dan alumni KONFA 2015.
Konferensi Anak Bobo atau biasa disebut KONFA ini pertama kali diadakan pada tahun 2001, teman-teman.
Hingga saat ini, Konferensi Anak Bobo sudah diadakan sebanyak 16 kali dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Misalnya, pada tahun 2017 bertemakan "Stop Bullying", tahun 2011 bertemakan "Ayo Kita Jujur", dan "Aku dan Kotaku" pada tahun 2015.
Acara ini mengundang anak-anak terpilih kelas 4-6 SD dari seluruh Indonesia untuk datang ke Jakarta.
Untuk datang ke Jakarta, mereka harus didampingi perwakilan orang tua dan menginap di Jakarta selama lima hari empat malam.
Tujuan diadakannya KONFA adalah untuk memberi wadah bagi anak-anak dari seluruh Indonesia untuk menyampaikan pendapat dan berdiskusi.
Hasil dari diskusi itu akan menghasilkan deklarasi yang kemudian akan disampaikan ke instansi terkait sesuai tema saat itu.
Harapannya, teman-teman yang berkesempatan mengikuti KONFA ini bisa menjadi agen perubahan di tempat tinggal masing-masing.
Baca Juga: Ada Banyak Cara Menyebarkan Virus Baca
Mengenal Keberagaman Indonesia
Konferensi Anak ini berhasil mengumpulkan puluhan anak dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, teman-teman.
Hal ini membuat anak-anak yang mengikutinya termasuk Kak Safira dan Kak Gayatri mengenal mengenal banyak sekali perbedaan.
Terkait perbedaan ini pun juga diceritakan oleh Kak Safira sebagai pengalaman yang berkesan, lo.
Saat acara pembukaan, setiap anak diminta untuk membawa pakaian adat masing-masing dan diminta naik ke panggung mengenakan pakaian adat.
Untuk pertama kalinya, Kak Safira belajar memakai baju adat sendiri tanpa bantuan orang tua.
Kak Safira juga banyak belajar dengan melihat langsung baju adat dari berbagai daerah. Selain itu, ia juga mengenal banyak lagu daerah.
Melalui momen ini, Kak Safira sangat tertarik karena mengetahui betapa beragamnya kebudayaan di Indonesia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kak Gayatri. Ia menyampaikan terkait perbedaan bahasa yang sangat mencolok.
Dengan puluhan anak-anak yang hadir dari berbagai daerah tentu saja bahasa yang digunakan pun beragam.
Melalui perbedaan inilah, Kak Gayatri belajar menjadi orang yang adaptif dan terbuka terhadap perbedaan dan perubahan.
Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Terjadinya Keberagaman di Indonesia, Salah Satunya Masyarakat Terbuka
Pengalaman Menarik di Konfa
Penyelenggaraan KONFA di tiap tahunnya memiliki banyak cerita yang menarik. Ini disampaikan oleh Kak Safira, Kak Gayatri, dan Kak Ani.
Kak Safira bercerita terkait pengalamannya yang cukup terkejut dengan pengalaman baru tidur dan berkegiatan tanpa orang tua.
Berbeda dari teman-temannya, Kak Safira justru tertarik dengan hal ini. Apalagi ada istilah "monito" yang bertugas memperhatikan satu teman lain.
"Sebagai monito, aku bisa titip semangat, mengirimkan air putih agar dia tetap terhidrasi sampai kirim buah," terang Kak Safira.
Menariknya, hal ini bersifat rahasia. Jadi, orang yang diberi perhatian ini tidak tahu siapa yang jadi "monito"-nya, teman-teman.
Sementara itu, Kak Gayatri membagikan pengalamannya untuk membuat maket terkait kota impian.
Dalam sebuah kelompok kecil, Kak Gayatri bersama temannya ingin membuat kota yang banyak ruang terbuka dan tempat bemain anak-anak.
Hal yang menjadi perhatian dan pengetahuan, ternyata membuat kota impian itu harus mempertimbangkan banyak hal, seperti ekonomi.
Dari situlah, Kak Gayatri belajar tentang pengambilan keputusan dan juga berpikir kritis, teman-teman.
Sementara itu, KONFA dengan tema "Keselamatanku di Jalan" jadi acara paling seru bagi Kak Ani, teman-teman.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kuma Memancing Ikan #MendongenguntukCerdas
Kak Ani menyebutkan bahwa dari situ kita mengetahui bagaimana perjalanan anak-anak untuk ke sekolah.
"Ada yang harus naik perahu, naik truk, hingga berjalan kaki melewati jembatan gantung yang mau putus," ucap Kak Ani.
Konfa Memiliki Dampak Besar
Tahukah teman-teman? Baik Kak Safira, Kak Gayatri, maupun Kak Ani, ternyata merasakan dampak yang besar dengan adanya KONFA, lo.
Misalnya, Kak Safira yang sangat tertarik dengan keberagaman Indonesia dan ingin belajar lebih luas lagi tentang keberagaman dunia.
Berawal dari keberagaman yang ada di KONFA, hal ini jutsru menjadi salah satu alasan Kak Safira memutuskan menjadi diplomat, teman-teman.
Sementara itu, keberagaman yang dialami oleh Kak Gayatri pada acara KONFA ini memberikan dampak yang besar.
Ia mengatakan, "Bagaimana jadi orang yang adaptif dan terbuka itu menjadi bekal buat aku sampai sekarang."
Sebagai penyelenggara, Kak Ani sangat terharu dan bangga karena melalui bekal dari KONFA menghasilkan anak-anak yang luar biasa.
Padahal, acara ini awalnya hanya mengumpulkan orang untuk diajak belajar. Namun, ternyata dampaknya luar biasa besar.
O iya, dampak besar yang bisa diambil dari KONFA ini tentunya tidak berdiri sendiri. Kita harus terus melanjutkan dengan menggali pengetahuan.
-----
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR