Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang aktivitas masyarakat masa Islam.
Aktivitas kehidupan masyarakat masa Islam ini ditandai dengan munculnya beberapa kerajaan Islam, salah satunya Kerajaan Demak.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-15 dan merupakan kerajaan Islam pertama yang ada di Pulau jawa, teman-teman.
Lokasi Kerajaan Demak ini diketahui cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian.
Selain itu, Kerajaan Demak ini dulunya dikenal sebagai penguasa lautan karena lokasinya yang dekat dengan Selat Muria.
Pada buku IPS, akan ada pertanyaan terkait bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak saat itu.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Kali ini Bobo akan memberikan penjelasannya. Simak, yuk!
Bagaimana Kedudukan Selat Muria yang Menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak Saat Itu?
Sebagai informasi, Selat Muria merupakan wilayah laut yang pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria.
Selat Muria merupakan salah satu jalur transportasi dan juga perdagangan yang ramai dilalui pada masa Kerajaan Demak.
Hal ini karena Selat Muria ini memiliki lebar yang cukup besar sehingga bisa dilayari dengan leluasa.
Selat ini menjadi jalan antara masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau lainnya.
Karena adanya selat ini, masyarakat yang ingin bepergian ke Kudus maupun Demak harus menggunakan Kapal.
Bahkan, keberadaan Selat Muria ini pernah jadi faktor pendorong Kerajaan Demak memasuki masa kejayaannya.
Ini karena banyak kapal dagang dari berbagai negara berdatangan, seperti kapal dagang dari Tiongkok.
Selat Muria Mengalami Pendangkalan
Tahukah teman-teman? Seiring berjalannya waktu, Selat Muria ini mengalami sedimentasi dan pendangkalan.
Hal ini karena Gunung Muria merupakan gunung bertipe stratovolcano yang terletak di pantai utara Jawa Tengah.
Akibat endapan fluvio-marin, wilayah perairan ini kemudian menjadi daratan yang sering kita dengar sekarang.
Dengan kecepatan sedimentasi 30 meter per tahun, lama kelamaan selat tertutup dan kemudian menjadi daratan sebagai hasil proses sedimentasi.
Dilansir dari Kompas.com, Selat Muria kini menjadi beberapa wilayah seperti Kudus, Grobogan, Pati, dan Rembang.
Diketahui setelah abad ke-17, Selat Muria semakin dangkal sehingga kapal tidak dapat berlayar mengarunginya.
Baca Juga: Contoh Kesenian dan Kebudayaan Peninggalan Masa Kerajaan Islam
Meski begitu, pada musim hujan, perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi selat itu dari Demak hingga Juwana.
Pada 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang.
Air laut yang terperangkap di dataran Jawa itu kemudian dikenal dengan nama Bledug Kuwu.
Bukti Peninggalan Selat Muria
Bukti peninggalan dari adanya Selat Muria pada masa itu dapat kita lihat melalui situs Medang di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dalam sebuah ekskavasi yang pernah dilakukan disana, terdapat beberapa jejak sebuah hunian kuno.
Selain itu, ditemukan juga beberapa temuan lainnya, seperti keramik, fragmen gerabah, dan juga perhiasan berbahan emas.
Dari temuan itu, diduga situs Medang dulunya adalah sebuah hunian kuno yang lokasinya berada di sebelah/sisi selatan Selat Muria.
Bukti lain dari adanya selat ini adalah penemuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus, teman-teman.
Dari situs itu, ditemukan beberapa fosil hewan laut seperti moluska, ikan hiu, buaya, dan juga penyu.
Dilansir dari Kompas.com, diperkirakan fosil-fosil itu sudah berumur di atas 800.000 tahun lamanya.
Nah, itulah penjelasan terkait kondisi Selat Muria yang menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak. Semoga bermanfaat, ya.
Baca Juga: Ciri Khas Masjid Kuno, Lengkap dengan Contohnya di Berbagai Daerah
----
Kuis! |
Selat Muria memisahkan dua wilayah, apa saja? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,Goodnewsfromindonesia.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR