Bobo.id - Dalam kesenian wayang, terdapat beberapa tokoh dengan karakter yang kuat dan khas.
Salah satunya adalah wayang Hanoman yang sering muncul dalam cerita wayang Kisah Ramayana.
Bagaimana penokohan karakter Hanoman dalam kisah wayang?
Yuk, kita cari tahu!
Hanoman atau disebut juga dengan Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu.
Hanoman adalah tokoh protagonis dalam kisah Ramayana yang paling terkenal.
Tokoh Hanoman adalah seekor kera putih berwujud manusia yang merupakan putra dari Batara Bayu dan Dewi Anjani.
Ia juga diceritakan sebagai keponakan dari tokoh manusia kera yang lain, Subali dan Sugriwa.
Dalam kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang berasal dari kisah Ramayana.
Namun, wayang Hanoman juga muncul dalam kisah Mahabharata, sehingga menjadi tokoh wayang antarzaman.
Dalam kepercayaan Hindu di India, Hanoman dipercaya sebagai dewa pelindung. Ada pula beberapa kuil yang dibangun untuk memuja dirinya.
Baca Juga: 7 Tokoh Wayang Perempuan, Mulai dari Dewi Sri hingga Dewi Kunti
Dalam cerita wayang, pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira Matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian Hanoman terbang dan hendak memakannya.
Dewa Indra pun mencegah Hanoman memakan Matahari dan melemparkan petir ke arah Hanoman.
Karena putranya terluka, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri.
Para Dewa pun memohon kepada Dewa Bayu agar menyingkirkan kemarahannya karena membuat kehidupan di Bumi sengsara.
Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah.
Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri.
Pada kisah wayang Ramayana, Hanoman membantu Prabu Rama dan Laksmana untuk menemukan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana.
Hanoman pun berhasil menemukan Dewi Sinta di Kerajaan Alengka berkat menyamar menjadi kera kecil.
Dewi Sinta kala itu memberikan tusuk konde pada Hanoman yang berjanji akan membawa bala tentara yang lebih banyak untuk melawan Rahwana.
Rahwana murka dan segera memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan mengikat tubuh Hanoman dan membakarnya.
Namun, tubuh Hanoman tidak terbakar, ia justru terlepas dari ikatannya lalu melayang tinggi ke angkasa dan melemparkan api dari tubuhnya ke seluruh bangunan istana.
Baca Juga: 5 Manfaat Wayang bagi Pengembangan Warisan Budaya Masyarakat Indonesia
Akibatnya, kerajaan Alengka pun porak poranda.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Alengka, Hanoman kembali menghadap Prabu Rama untuk menyampaikan kabar gembira tentang keselamatan Dewi Sinta.
Ia juga menyampaikan kabar bahwa Dewi Sinta menginginkan Prabu Rama sendiri yang menjemputnya.
Bersama Hanoman, Prabu Rama segera kembali ke Alengka.
Rahwana pun murka dan menjelma menjadi monster berkepala sepuluh yang disebut Dasamuka.
Kali ini, pertempuran sengit pun terjadi antara pihak Prabu Rama dan Hanoman dengan Rahwana yang diakhiri oleh kematian Rahwana.
Prabu Rama dan Hanomen pun berhasil menyelamatkan Dewi Sinta.
Berdasarkan penjelasan di atas, ciri fisik Hanoman adalah manusia setengah kera atau yang disebut wanara.
Hanoman memiliki tinggi sama dengan orang dewasa, tapi dalam beberapa kisah, ia juga bisa menjelma menjadi kera kecil.
Anoman termasuk golongan kera putih sebagai senopati Sri Rama, ia memiliki kekuatan angin, senopati yang lincah, waspada, cerdik, pandai dan memiliki wawasan yang luas.
Hanoman memiliki sifat atau perwatakan pemberani, sopan santun, setia, prajurit ulung, pandai berlagu dan berbahasa.
Baca Juga: Apa Itu Dalang? Profesi Menarik di Dunia Seni Wayang
Selain itu, Hanoman memiliki sikap rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat, dan tabah.
Sifat itu digambarkan dalam perannya melalui bentuk dari wayang Hanoman yang sering dimainkan dalam kisah Ramayana.
Hanoman adalah seorang prajurit yang rela berkorban dalam membela yang benar.
Hal ini terbukti dari kisah Ramayana, di mana Hanoman menolong Rama dan Sinta melawan Rahwana yang jahat.
Di kisah Mahabharata pun, penokohan wayang Hanoman tidak berubah.
Ia tetap menjadi tokoh protagonis bijaksana yang sering memberi nasihat dan petuah.
Tokoh wayang Hanoman ini memiliki banyak sikap terpuji yang bisa diteladani.
Oleh sebab itu, jangan lupa untuk melihat pagelaran wayang tradisional yang penuh pesan moral dan juga bisa melestarikan budaya.
Foto:Wikimedia Commons/ David Mundstock
Baca Juga: Mengenal Tokoh Wayang Punakawan: Semar, Gareng, Petruk, Bagong #MendongenguntukCerdas
----
Kuis! |
Siapa orang tua Hanoman? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompasiana,disbud.bulelengkab.go.id,unkris.ac.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR