Bobo.id - Seperti yang teman-teman ketahui, batik sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Menurut sejarah, batik sudah ada sejak zaman Majapahit di tahun 1293 sebagai pakaian para bangsawan dan terus berkembang hingga sekarang.
Saat ini, kota penghasil batik terbesar di Indonesia ada di Yogyakarta, Solo, Rembang, Cirebon, Pekalongan, Bali, Banjarmasin, dan kota-kota lain.
Bahkan, batik sudah dikenal oleh luar negeri karena kegiatan perdagangan internasional yang meningkat.
Lalu, apa upaya yang sudah dilakukan untuk mengenalkan batik ke dunia internasional, ya?
Sebelum mengetahui kunci jawabannya, simak pembahasan tentang batik yang dapat diketahui melalui pelajaran tematik kelas 6 SD/MI Tema 4, tepatnya halaman 39.
Namun, sebelumnya teman-teman bisa mencoba mengerjakan soalnya sendiri terlebih dahulu.
Apakah teman-teman sudah selesai mengerjakan soal-soalnya? Kalau sudah, coba cocokkan dengan kunci jawaban di bawah ini, ya.
Apa upaya yang telah dilakukan untuk mengenalkan batik Indonesia ke dunia internasional?
Jawaban:
Terkenalnya batik bisa membawa dampak positif pada pengusaha batik, masyarakat, dan pemerintah. Berikut, upaya mengenalkan batik ke dunia internasional, yaitu:
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 3, Menyebutkan Motif-Motif Batik yang Ada di Nusantara
1. Pameran Batik
Upaya pertama yang sudah dilakukan adalah pameran batik. Pameran tingkat daerah, nasional, hingga internasional tidak hanya dilakukan untuk memperkenalkan batik.
Namun, membantu meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha batik.
Lewat pameran internasional, negara-negara lain jadi mengetahui batik dan tertarik, sehingga batik bisa dilestarikan terus-menerus.
2. Mengenakan Busana Batik
Masyarakat Indonesia selama ini juga turut memperkenalkan batik ke dunia internasional dengan mengenakannya tiap kali ada kesempatan.
Terutama mengenakan busana batik ketika mendatangi acara internasional.
Bahkan, beberapa tamu internasional juga diberi oleh-oleh batik agar masyarakat dari belahan dunia lain tertarik dan mengenalnya.
Upaya ini dapat meningkatkan pengetahuan batik dan penjualan batik dalam negeri.
3. Mengenalkan Batik Lewat Media Sosial
Media sosial dapat dijadikan sebagai sarana memperkenalkan batik ke dunia internasional.
Baca Juga: 6 Jenis Kerajinan Lokal di Mancanegara, dari Batik hingga Ukiran Kayu
Hal itu karena, masyarakat modern saat ini terhubung melalui media sosial yang tidak terbatas.
Informasi tentang batik bisa disebarkan dengan cepat dan kapan saja melalui internet.
4. Melaksanakan Program BSBI
Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) adalah kerja sama pemerintah dengan dunia internasional untuk memperkenalkan batik.
Pemerintah Indonesia memberikan pembelajaran kepada beberapa pelajar internasional untuk mempelajari kesenian batik secara mendalam.
Lulusannya pun dari berbagai macam negara, mulai dari Ceko, Meksiko, dan Spanyol.
Selain batik, melalui program BSBI, pelajar internasional juga dapat mempelajari seni dan budaya Indonesia lainnya, mulai dari tarian hingga musik.
5. Melalui Dunia Fashion
Banyak perancang Indonesia yang sudah dikenal dalam dunia fashion tingkat internasional.
Para perancang Indonesia juga membantu memperkenalkan kesenian batik ke dunia internasional, melalui hasil rancangan pakaiannya.
Tidak hanya batik, perancang Indonesia juga mengenalkan kebaya ke dunia internasional, lo.
Baca Juga: 5 Motif Batik Indonesia dan Makna di Balik Motif Batik Indonesia
Pembahasan dan jawaban ini bisa menjadi pemandu bagi orang tua dalam mendampingi anak selama belajar di rumah.
Sumber: Buku Siswa Kelas 6 SD/MI Tema Globalisasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
---
Baca Lagi: |
Sejak kapan ada batik di Nusantara? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR