Bahkan, Sultan Nuku bisa menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan penjajahan Belanda, lo.
Serangkaian perjuangan rakyat Maluku pun membuahkan hasil, ditandai dengan menyerahnya Belanda apda 21 Juni 1801 M.
Dengan begitu, wilayah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo pun kembali merdeka dari kekuasaan asing.
Di bawah kekuasaan Sultan Nuku, Kerajaan Tidore menjadi sangat besar dan disegani di seluruh kawasan itu, teramsuk oleh Bangsa Eropa.
Kemunduran Kerajaan Tidore
Awal penyebab kemunduran Kerajaan Tidore adalah adu domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh Portugis dan Spanyol.
Ketika sadar diadu domba, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun kemenangan itu tidak bertahan lama, karena pihak Belanda atau VOC berupaya untuk menguasai perdagangan rempah di Maluku.
Setelah Sultan Nuku meninggal pada tahun 1805, Belanda pun kembali mengincar Tidore karena kekayaannya.
Keadaan itu didukung dengan kondisi di Kerajaan Tidore yang terus mengalami konflik internal, teman-teman.
Belanda berhasil menaklukkan Tidore dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
Baca Juga: Kerajaan Ternate: Sejarah Berdirinya, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalannya
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR