Bobo.id - Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 kurikulum Merdeka, kita belajar banyak mengenai hikayat dan cerpen.
Hikayat dan cerpen merupakan contoh karya sastra. Hikayat adalah karya sastra lama. Sementara cerpen termasuk karya sastra modern.
Bahasa hikayat adalah bahasa Melayu yang kini sudah tidak digunakan dan tidak mudah dipahami, sedangkan cerpen memiliki bahasa lugas yang mudah dipahami.
Pada buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10, kita belajar contoh hikayat berjudul Hikayat Si Miskin.
Salah satu ciri hikayat adalah memiliki nilai-nilai moral di dalamnya, termasuk Hikayat Si Miskin.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Si Miskin adalah:
1. Nilai = Agama
Konsep nilai = Percayalah pada Tuhan karena Dia yang menentukan nasib manusia.
2. Nilai = Sosial
Konsep nilai = - Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
3. Nilai = Budaya
Konsep nilai = Budaya tunduk kepada raja; sopan pada orang yang punya kuasa; atau berpangkat lebih tinggi.
4. Nilai = Moral
Konsep nilai = Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup.
Sekarang, coba teman-teman buka halaman 73!
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 5, Apa yang Dimaksud dengan Hikayat?
Kita diminta untuk membuat cerpen berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Si Miskin.
Tentu saja, kita harus menulis cerpen dengan bahasa Indonesia sehari-hari, ya.
Untuk memudahkan menulis cerpen berdasarkan nilai-nilai dalam Hikayat Si Miskin, teman-teman bisa membuat kerangka karangan yang dicontohkan pada halaman 74.
Contoh Cerpen Berdasarkan Nilai-Nilai dalam Hikayat Si Miskin
"Keripik Singkong Fitri"
Setahun lagi Fitri akan tamat sekolah dasar. Siswi kelas 5 SD itu kini lebih giat belajar untuk mendapatkan nilai yang baik dan mempersiapkan kenaikan kelas 6 SD.
Keluarga Fitri adalah keluarga petani. Bapak dan ibunya bekerja sebagai petani singkong. Hasil berkebun dan menjual singkong hanya cukup untuk kebutuhan makan dan sekolah Fitri serta satu adik laki-lakinya.
Fitri tidak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya. Baginya, bisa bersekolah dan makan itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.
Selain itu, Bapak dan Ibu adalah orang tua baik serta giat bekerja yang menjadi teladan Fitri. Fitri dan keluarganya tidak pernah lupa mengucapkan syukur pada Tuhan.
Suatu hari, Bu Guru memberi para murid kelas 5 pengumuman. Dua minggu lagi, sekolah Fitri akan mengadakan bazar anak.
Di bazar tersebut, semua anak boleh ikut serta menjual barang, makanan, dan minuman buatan sendiri. Bahkan, Bu Guru bilang Bu Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan setempat akan menyempatkan datang di bazar sekolah tersebut.
Baca Juga: Identifikasi Karakterisasi dan Plot Cerita 'Hikayat Si Miskin'
Mendengar hal itu, Fitri sangat tertarik mengikuti bazar di sekolahnya. Namun, Fitri bingung mengenai barang apa yang hendak ia jual.
"Aku ingin mengikuti bazar itu, tapi aku tidak tahu apa yang akan aku jual," cerita Fitri pada teman sebangkunya, Linda.
Berbeda dengan Fitri, Linda adalah anak seorang pengusaha kaya. Namun, Linda sangat baik dan tidak membeda-bedakan teman. Linda adalah anak yang rendah hati dan menjadi teman baik Fitri selama ini.
"Kenapa bingung? Keripik singkong buatanmu itu enak sekali, lo! Kenapa kamu tidak menjual itu saja? Lalu, nanti ditambah bumbu bubuk seperti cabai, rasa keju, atau rasa balado. Pasti banyak yang beli!" ucap Linda.
Fitri tertegun mendengarnya. Fitri memiliki kebiasaan membuat keripik singkong saat ada sisa singkong hasil panen di rumahnya. Ide Linda sangat menarik!
"Tapi, aku perlu modal untuk membuat keripik singkong," ucap Fitri.
"Bagaimana jika aku memberimu modal? Aku akan berdiskusi dengan ayahku. Lalu, kita akan berjualan bersama di bazar nanti," kata Linda.
"Lalu, keuntungan penjualan bazar akan kita bagi dua, setuju?" tanya Fitri.
"Setuju." Linda dan Fitri pun berjabat tangan.
Sejak itu, Fitri dan Linda sibuk mempersiapkan keripik singkong untuk bazar mereka. Ayah Linda dengan senang hati membantu Fitri dengan memberikan modal. Fitri pun menyiapkan resep dan menyempurnakan pembuatan keripik singkongnya yang dibantu oleh Linda.
Alhasil, Fitri berhasil membuat keripik singkong terenak yang pernah ia buat. Atas saran Linda, keripik singkong Fitri memiliki 4 rasa, yakni rasa sambal balado, rasa keju, rasa pedas manis, dan rasa barbeque.
Baca Juga: Perbedaan dan Persamaan Hikayat dan Cerita Pendek yang Harus Dipahami
Tak disangka, keripik singkong jualan Fitri yang enak pun laris manis di bazar sekolah. Fitri dan Linda mendapat untung berkali-kali lipat dari modal mereka.
Sesuai pengumuman Bu Guru, Ibu Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan pun datang. Ibu Bupati juga rupanya tertarik dengan kios jualan Fitri. Tak lupa, Fitri dan Linda menyalami Ibu Bupati dan Kepala Dinas dengan takzim sebagai rasa hormat mereka.
"Keripik singkong ini enak sekali. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi usaha yang besar, lo! Boleh saya minta data diri dan data orang tuamu? Saya akan mendaftarkan dan memodali keripik singkong ini ke UMKM," kata Ibu Bupati.
Tentu saja, Fitri sangat bergembira. Berkat bantuan dan modal dari Ibu Bupati yang baik, Fitri dan orang tuanya kini mengelola industri keripik singkong. Keripik singkong Fitri kini sudah terkenal hingga seantero Pulau Jawa, lo.
Tak lupa, Fitri mengucapkan terima kasih pada Linda yang terus mendukungnya serta mengembalikan modal yang diberi oleh ayah Linda. Fitri tak lupa untuk terus-menerus bersyukur pada anugerah Tuhan atas kesuksesannya sebagai pengusaha cilik.
Analisis Nilai-Nilai dalam Cerpen 'Keripik Singkong Fitri'
1. Nilai = Agama
Kutipan = Fitri tidak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya. Baginya, bisa bersekolah dan makan itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.
Selain itu, Bapak dan Ibu adalah orang tua baik serta giat bekerja yang menjadi teladan Fitri. Fitri dan keluarganya tidak pernah lupa mengucapkan syukur pada Tuhan.
2. Nilai = Sosial
Kutipan = Berbeda dengan Fitri, Linda adalah anak seorang pengusaha kaya. Namun, Linda sangat baik dan tidak membeda-bedakan teman. Linda adalah anak yang rendah hati dan menjadi teman baik Fitri selama ini.
3. Nilai = Budaya
Kutipan = Sesuai pengumuman Bu Guru, Ibu Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan pun datang. Ibu Bupati juga rupanya tertarik dengan kios jualan Fitri. Tak lupa, Fitri dan Linda menyalami Ibu Bupati dan Kepala Dinas dengan takzim sebagai rasa hormat mereka.
4. Nilai = Moral
Kutipan = Tak lupa, Fitri mengucapkan terima kasih pada Linda yang terus mendukungnya serta mengembalikan modal yang diberi oleh ayah Linda. Fitri tak lupa untuk terus-menerus bersyukur pada anugerah Tuhan atas kesuksesannya sebagai pengusaha cilik.
Baca Juga: Mengenal Karya Sastra Indonesia, Apa Perbedaan Cerpen dan Hikayat?
----
Kuis! |
Kenapa hikayat lebih sulit dipahami? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR