Bobo.id - Apakah teman-teman bersama keluarga sering bepergian ke daerah gunung karena udaranya dingin?
Ketika mengunjungi daerah gunung, tentu teman-teman akan merasakan perubahan suhu dari tempat tinggal.
Sebagai informasi, suhu merupakan derajat panas benda, semakin panas suatu benda, maka akan semakin naik juga suhunya.
Hal ini berlaku pula sebaliknya, semakin dingin suatu benda atau wilayah, maka semakin turun suhunya.
Saat berada di gunung, tak jarang kita bertanya-tanya mengapa gunung suhunya lebih rendah padahal terletak dekat dengan Matahari yang panas.
Kalau teman-teman pernah bertanya soal hal ini, tak perlu khawatir, sebab kamu tidak seorang diri.
Pertanyaan serupa ini pasti juga pernah muncul di kepala sebagian orang yang sedang bepergian naik pesawat, misalnya.
Lantas, sebenarnya apa ya alasan suhu di wilayah pegunungan lebih rendah daripada di daerah dataran rendah? Cari tahu bersama, yuk!
Tekanan Udara yang Berbanding Terbalik
Tekanan udara merupakan sebuah tenaga yang menggerakkan massa partikel udara, menekan searah gaya gravitasi bumi.
Tekanan udara ini akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah pula tekanan udaranya.
Baca Juga: Tak Hanya Panda, 7 Hewan Ini juga Makan Bambu untuk Memenuhi Nutrisinya, Apa Saja?
Sebab, jumlah partikel udara di puncak gunung semakin kecil. Ini mengakibatkan tekanan udara pun semakin kecil.
Tekanan udara yang semakin ke atas semakin menurun ini biasa disebut juga dengan tekanan udara vertikal. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti:
- Komposisi gas penyusun yang semakin ke atas semakin berkurang.
- Kekuatan gravitasi semakin ke atas semakin lemah.
- Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer.
Gaya Gravitasi yang Berbanding Terbalik
Tak jauh berbeda dengan tekanan udara, gaya gravitasi bumi pada suatu tempat ternyata juga berbanding terbalik.
Gaya gravitasi bumi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat bumi dengan suatu wilayah.
Artinya, semakin jauh atau tinggi suatu tempat dari pusat bumi, maka semakin kecil gaya gravitasinya, teman-teman.
Sementara itu, gaya gravitasi ini bersifat menarik udara sehingga udara tetap berada di dekat permukaan bumi.
Semakin besar gaya gravitasi bumi ini, maka semakin banyak udara yang ditarik, begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Matahari, Kenapa Gunung Lebih Dingin daripada Pantai?
Gaya gravitasi pada tempat di dekat permukaan laut lebih besar, sehingga jumlah udara di tempat itu lebih banyak.
Sebaliknya, gaya gravitasi bumi di puncak gunung lebih kecil, sehingga jumlah udara yang ada di puncak gunung lebih sedikit.
Dipengaruhi oleh Energi Kinetik
Selain tekanan udara dan gaya gravitasi, ternyata penyebab lain suhu dingin di gunung adalah adanya energi kinetik.
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda yang bergerak. Pergerakan energi kinetik udara inilah yang menyebabkan panas, lo.
Setiap molekul gas yang bergerak di suatu wilayah memiliki energi kinetik. Semakin banyak udara, semakin besar energi kinetik.
Nah, semakin cepat gerakan molekul udara, maka energi kinetiknya juga bisa semakin besar, teman-teman.
Besar kecilnya energi kinetik ini menentukan banyak atau sedikitnya panas yang dihasilkan ketika terjadi tumbukkan antara molekul.
Karena di wilayah gunung dan pegunungan udaranya lebih sedikit, maka energi kinetiknya juga sedikit, teman-teman.
Jika sedikit terjadi pergerakan energi, maka tidak akan banyak panas yang tercipta. Oleh karena itu suhu di gunung menjadi dingin.
Itulah mengapa saat berada di tempat yang tinggi, bukannya hawa panas yang kita rasakan, melainkan hawa dingin.
Nah setelah memahami tiga hal di atas, semoga bisa menjawab rasa penasaran teman-teman, ya.
Baca Juga: 6 Deretan Gunung Tertinggi di Tata Surya, Ada yang Tiga Kali Lebih Tinggi dari Gunung Everest!
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan suhu? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,National Geographic |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR