Sehingga kita terpaksa menekan tombol Reset yang akan membuat komputer melakukan reboot atau restart secara paksa.
Hard booting ini banyak dilakukan saat komputer tidak merespons, tapi jika dilakukan terlalu sering akan menyebabkan kerusakan pada harddisk drive komputer.
Mirip dengan warm booting yang dilakukan saat komputer sudah dinyalakan, rebooting adalah proses booting untuk mengubah sistem ke pengaturan awal.
Rebooting adalah cara yang ditempuh saat komputer tidak merespons, terserang malware, dan sistem operasi mengalami gangguan.
Proses rebooting umumnya memerlukan waktu yang paling lama daripada proses booting yang lain.
Karena komputer akan dikembalikan ke pengaturan awal, proses rebooting ini biasa dilakukan ketika komputer atau perangkat mengalami kerusakan.
Selama proses booting, ada beberapa langkah yang dilalui komputer, sehingga dapat memastikan perangkat keras di dalamnya berfungsi dengan baik.
Saat menekan tombol daya pada komputer pada cool booting, maka daya mulai dialirkan ke berbagai komponen perangkat keras pada komputer.
Kemudian, komputer akan melakukan diagnostik untuk memeriksa apakah semua perangkat keras di komputer berfungsi dengan benar.
Kemudian, BIOS bakal memeriksa hard drive untuk boot loader yang terletak di sektor pertama hard drive. Ini berguna untuk mencari sistem operasi pada hard drive dan mulai memuat sistem operasi yang ditemukan, seperti Microsoft Windows, MacOS, Linux, atau Unix.
Setelah itu, driver perangkat keras akan dimuat, sehingga kita sebagai pengguna bisa berinteraksi dan memanfaatkan komponen perangkat lunak dan keras pada komputer.
Baca Juga: Memahami 4 Bilangan Komputer: Biner, Oktal, Desimal, dan Heksadesimal
Source | : | binus.ac.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR