Bobo.id - Tahukan teman-teman apa itu proses booting komputer?
Proses booting pada komputer dan perangkat kita temui pada saat menunggu komputer atau laptop menyala saat digunakan.
Booting sendiri jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti pengebutan, yang ditandai dengan aktifnya komponen perangkat keras dan perangkat lunak sesaat sebelum kita memakai perangkat.
Sebelum sistem komputer dijalankan, komputer harus melewati proses booting terlebih dahulu agar komputer siap digunakan.
Proses booting komputer adalah proses perjalanan penyalaan komputer awal sampai pengambilalihan sistem operasi secara penuh terhadap perangkat.
Saat booting, komputer akan mengalami proses pemasukan arus listrik ke dalam peralatan komputer sehingga komputer dapat berkomunikasi dengan pengguna.
Booting berkaitan dengan BIOS, yakni Basic Input Output System yang merupakan sebuah kode software yang tertanam pada sistem komputer.
BIOS memiliki fungsi utama dan sangat vital yakni untuk memberi informasi visual seketika pada saat penyalaan komputer.
Satu fungsi lain dari BIOS adalah memberi akses ke perangkat keyboard sebagai kontroler saat sistem operasi belum mengambil alih komputer serta memberi akses komunikasi secara Low-Level kepada beberapa komponen perangkat keras.
Booting komputer terdiri dari 5 macam, yaitu cool booting, warm booting, soft booting, hard booting, dan rebooting.
Berikut ini adalah penjelasan dan fungsi masing-masing booting komputer:
Baca Juga: Cara Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Desimal Komputer
Cool booting adalah proses menghidupkan komputer yang tadinya mati.
Cool booting ini adalah prosedur normal yang kita lakukan sehari-hari saat memencet tombol On atau Power. Adanya arus listrik akan membuat perangkat aktif dan siap kita gunakan.
Warm booting adalah proses menghidupkan komputer ketika komputer sudah dihidupkan.
Contoh warm booting adalah saat kita melakukan restart komputer.
Tujuan warm booting adalah untuk mengulang kembali proses komputer dari awal karena sebelumnya terjadi beberapa gangguan, contohnya crash dan error.
Soft booting ini hampir sama dengan warm booting, yaitu booting yang dilakukan ketika komputer sudah dihidupkan.
Namun, soft booting tidak disebabkan oleh adanya crash atau error, melainkan bertujuan untuk memperbarui atau update sistem.
Soft booting terjadi saat perangkat dialiri listrik yang biasanya terjadi setelah komputer meng-install program baru.
Selain itu, soft booting juga berguna dalam update perangkat lunak setelah proses instalasi.
Hard booting hampir sama dengan warm booting, yakni proses booting saat komputer sudah dihidupkan.
Bedanya, proses hard booting ini biasanya terjadi saat komputer tidak merespons atau error.
Baca Juga: Mengenal Virus Komputer: Asal Usul, Jenis, dan Cara Penanggulangan
Sehingga kita terpaksa menekan tombol Reset yang akan membuat komputer melakukan reboot atau restart secara paksa.
Hard booting ini banyak dilakukan saat komputer tidak merespons, tapi jika dilakukan terlalu sering akan menyebabkan kerusakan pada harddisk drive komputer.
Mirip dengan warm booting yang dilakukan saat komputer sudah dinyalakan, rebooting adalah proses booting untuk mengubah sistem ke pengaturan awal.
Rebooting adalah cara yang ditempuh saat komputer tidak merespons, terserang malware, dan sistem operasi mengalami gangguan.
Proses rebooting umumnya memerlukan waktu yang paling lama daripada proses booting yang lain.
Karena komputer akan dikembalikan ke pengaturan awal, proses rebooting ini biasa dilakukan ketika komputer atau perangkat mengalami kerusakan.
Selama proses booting, ada beberapa langkah yang dilalui komputer, sehingga dapat memastikan perangkat keras di dalamnya berfungsi dengan baik.
Saat menekan tombol daya pada komputer pada cool booting, maka daya mulai dialirkan ke berbagai komponen perangkat keras pada komputer.
Kemudian, komputer akan melakukan diagnostik untuk memeriksa apakah semua perangkat keras di komputer berfungsi dengan benar.
Kemudian, BIOS bakal memeriksa hard drive untuk boot loader yang terletak di sektor pertama hard drive. Ini berguna untuk mencari sistem operasi pada hard drive dan mulai memuat sistem operasi yang ditemukan, seperti Microsoft Windows, MacOS, Linux, atau Unix.
Setelah itu, driver perangkat keras akan dimuat, sehingga kita sebagai pengguna bisa berinteraksi dan memanfaatkan komponen perangkat lunak dan keras pada komputer.
Baca Juga: Memahami 4 Bilangan Komputer: Biner, Oktal, Desimal, dan Heksadesimal
----
Kuis! |
Apa 5 macam proses booting? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | binus.ac.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR