Banyak gunung berapi yang berada di wilayah atau kawasan ring of fire terbentuk melalui proses subduksi.
Subduksi ini terjadi ketika lempeng tektonik bergeser dan satu lempeng terdorong ke bawah lainnya.
Pergerakan yang terjadi di dasar laut akan membuat peleburan dan pemadatan magma yang kemudian membentuk gunung berapi.
Artinya, ketika lempeng samudra turun terdorong ke lempeng mantel yang lebih panas, lempeng samudra akan ikut memanas.
Zat-zat yang mudah menguap kemudian bercampur dan menghasilkan magma dan naik hingga menyembur keluar ke permukaan.
Namun, jika lempeng di atasnya berupa lautan, aktivitas ini dapat membentuk rantai pulau vulkanik, teman-teman.
Contohnya seperti Kepulauan Mariana yang terdapat palung laut terdalam dan pernah terjadi gempa bumi terdalam.
Dilansir dari Kompas.com, sebagian gempa bumi di dunia dan sekitar 75 persen gunung berapi dunia terjadi di dalam cincin api.
Adapun peristiwa vulkanik besar yang telah terjadi di dalam lingkup cincin api sejak tahun 1800, antara lain:
- Letusan Gunung Tambora (1815).
- Letusan Gunung Krakatau (1883).
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghadapi Bencana Alam Gempa, Banjir, dan Gunung Meletus? Materi IPAS Kelas 5 SD
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Katadata.co.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR