Bobo.id - Buah banyak kita temui di berbagai pusat perbelanjaan, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket.
Harganya pun beragam, tapi umumnya dijual dengan harga terjangkau.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata ada beberapa buah yang harganya jauh lebih mahal dari yang biasanya.
Biasanya buah dengan harga mahal ini jarang ditemukan di pusat perbelanjaan biasa.
Jepang jadi salah satu negara penghasil buah-buahan termahal di dunia, lo. Lalu, apa saja buah-buahan itu? Yuk, cari tahu!
Buah-buahan Jepang Termahal di Dunia
Berikut buah termahal di dunia karena keunikannya:
1. Melon Raja Yubari
Buah melon raja yubari dihargai sekitar 3-700 juta rupiah per buahnya, lo! Melon raja yubari berasal dari Jepang dan hanya tersedia di toko buah tertentu saja.
Selain itu, melon raja yubari dibudidayakan di Kota Yubari, Hokkaido sejak 1950-an.
Buah melon ini tumbuh di tanah vulkanik yang kaya nutrisi dan tidak mudah untuk memanennya.
Baca Juga: Tak Boleh Makan Sembarangan, Ini 5 Buah yang Cocok Dimakan Pasien Demam Tifoid
Hal ini karena, butuh waktu 100 hari sebelum dipanen, dibentuk setiap hari, dan harus dilindungi dari sinar matahari.
Rasanya pun unik, sebab setiap potongannya terasa manis, pedas, serta beraroma khas, beda dengan jenis melon yang biasa kita temukan. Oleh sebab itu, melon raja yubari dihargai mahal.
2. Anggur Ruby Roman
Harga buah anggur ruby roman sekitar 1-7 juta rupiah untuk satu ikatnya.
Anggur ruby roman termasuk jenis anggur langka karena hanya ada 24.000 ikat yang dipanen setiap tahunnya.
Anggur jenis ini sudah dibudidayakan sejak tahun 2008 di Prefektur Ishikawa.
Meskipun langka, anggur ini banyak dicari karena punya rasa yang manis, tidak asam, dan punya kandungan air yang lebih tinggi jadi terasa segar setiap dikunya.
Sebelum dijual, anggur ruby roman diperiksa secara ketat, mulai dari rasa, warnanya, hingga ukurannya, lo.
Ukuran anggur roman ruby seukuran bola pingpong, sehingga satu ikatnya terlihat besar daripada satu ikat anggur biasa.
3. Semangka Densuke
Semangka densuke banyak dibudidayakan di Pulau Hokkaido dan menjadi semangka termahal di dunia, karena per buahnya dihargai 6-93 juta rupiah.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini Cara Kupas Nanas yang Benar Agar Tak Bikin Mulut Gatal
Semangka densuke punya warna kulit hijau tua hingga hitam, tetapi rasanya manis dan bijinya sedikit.
Semangka densuke yang dijual akan dibungkus menggunakan kemasan kardus berbentuk kotak dan dilengkapi sertifikat keasliannya, lo!
4. Mangga Taiyo No Tamago
Mangga taiyo no tamago atau mangga miyazakawi, artinya telur matahari.
Mangga ini harganya sekitar 700 ribu-57 juta rupiah, karena hanya bisa dibudidayakan di Prefektur Miyazaki di wilayah Kyushi.
Selain itu, kenapa dihargai tinggi, sebab mangga taiyo no tamago punya kandungan gula yang tinggi dan warna kulitnya oranye cerah.
Bahkan, beberapa ada yang berwarna merah hingga ungu. O iya, uniknya daging mangga taiyo no tamago bertekstur lembut dan kulitnya bisa dimakan, lo!
5. Semangka Persegi
Kalau teman-teman biasanya melihat semangka bentuknya bulat, di Jepang ada yang membudidayakan semangka berbentuk persegi atau kubus, lo.
Semangka persegi awalnya dibudidayakan di Jepang pada tahun 1970-an agar lebih mudah ditumpuk.
Semangka bisa diubah menjadi berbentuk kubus, karena pada masa pertumbuhannya buah yang masih muda akan dikurung di dalam kotak.
Baca Juga: Tak Hanya dari Buah, Vitamin C Juga Ada di dalam 5 Sayur Ini, Apa Saja?
Nantinya, pertumbuhan buah akan mengikuti kurungannya, yaitu berbentuk kubus. Harga semangka persegi sekitar 1 juta rupiah untuk setiap buahnya.
Nah, itulah berbagai jenis buah-buahan dari Jepang yang harganya tinggi, mulai dari melon raja yubari hingga semangka persegi.
---
Kuis! |
Di mana Anggur Ruby Roman dibudidayakan? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | chefspencil.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR