Bobo.id - Apakah teman-teman tahu apa perbedaan pendidikan Indonesia di masa penjajahan Belanda dan Jepang?
Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang di Indonesia mewariskan berbagai bidang, salah satunya pendidikan.
Yap! Pendidikan yang diterapkan kedua negara penjajah itu berperan dalam mengubah wajah pendidikan di Indonesia.
Tingkatan pendidikan yang digunakan Indonesia saat ini merupakan salah satu bentuk warisan dari pendidikan ala Jepang.
Meski begitu, terdapat perbedaan mencolok antara pendidikan ala Belanda dengan pendidikan ala Jepang yang diterapkan di Indonesia.
Kali ini Bobo akan memberikan penjelasan terkait perbedaan pendidikan yang diterapkan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Simak, yuk!
Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Belanda
Ketika mempelajari sejarah, teman-teman tentu tahu bangsa Portugis pernah datang ke Indonesia pada abad ke-16.
Kedatangan Portugis membawa perubahan bagi pendidikan Indonesia dengan mendirikan beberapa sekolah.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pendidikan baca, tulis, dan hitung, sekaligus mempermudah penyebaran agama Katolik.
Ketika Belanda memasuki Indonesia, kegiatan sekolah ini berhenti dan digantikan dengan sekolah yang dirintis oleh Belanda.
Baca Juga: Memasuki Akhir Tahun, Ini Jadwal Libur Sekolah Akhir Semester Ganjil di Berbagai Daerah Indonesia
Ambon jadi tempat pertama yang dipilih Belanda. Setiap tahunnya, beberapa penduduk Ambon dikirim ke Belanda untuk dididik menjadi guru.
Ketika Indonesia memasuki tahun 1627, telah terdapat 16 sekolah yang memberikan pendidikan kepada sekitar 1300 siswa.
Tidak berhenti sampai di Ambon, Belanda memperluas pendidikan di Pulau Jawa dengan mendirikan sekolah di Jakarta pada tahun 1617.
Memasuki abad ke-19, Belanda mendirikan 20 sekolah untuk penduduk Indonesia di setiap ibukota karesidenan.
Pendirian sekolah ini bertujuan karena Van den Bosch membutuhkan banyak tenaga ahli saat berlangsungnya Tanam Paksa.
Namun, saat itu pelajar hanya boleh dari kalangan bangsawan. Baru ketika tanam paksa berakhir, beberapa sekolah menerima pelajar lain.
Pada akhir era abad ke-19, Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal yang lebih terstruktur pada rakyat Indonesia, yaitu:
1. ELS (Europeesche Lagere School) - Sekolah dasar bagi orang Eropa.
2. HIS (Hollandsch-Inlandsche School) - Sekolah dasar bagi pribumi.
3. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) - Sekolah menengah.
4. AMS (Algemene Middelbare School) - Sekolah atas.
Baca Juga: Biografi KH Masjkur: Latar Belakang, Pendidikan, serta Kehidupan pada Masa Jepang dan Orde Baru
5. HBS (Hogere Burger School) - Pra universitas.
Tidak berhenti sampai di sana, Belanda juga mendirikan sejumlah perguruan tinggi di Pulau Jawa pada abad ke-20.
Tujuannya saat itu adalah karena Belanda ingin memperdalam pendidikan di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi:
1. STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) - Sekolah kedokteran di Batavia.
2. NIAS (Nederland-Indische Artsen School) - Sekolah kedokteran di Surabaya.
3. Rechts Hoge School - Sekolah hukum di Batavia.
4. THS (De Technische Hoges School) - Sekolah teknik di Bandung.
Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Jepang
Ketika Belanda menyerah pada Jepang di Kalijati, Subang, sistem pendidikan Indonesia pun diambil alih oleh Jepang.
Bedanya, Jepang membuka sekolah ini untuk seluruh kalangan masyarakat, bukan hanya bangsawan, teman-teman.
Jepang menyediakan sekolah rakyat sebagai pendidikan dasar, sekolah menengah, dan sekolah kejuruan bagi guru.
Baca Juga: 6 Media Dakwah untuk Penyebaran Agama Islam di Indonesia, Perdagangan Hingga Tasawuf
Pada masa pendudukan Jepang, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia diikuti bahasa Jepang sebagai bahasa kedua.
Sementara itu, Bahasa Belanda tidak diperbolehkan sama sekali digunakan sebagai alat komunikasi.
Selain itu, Jepang juga banyak menanamkan ideologi mental kebangsaan kepada para pelajar.
Hal ini dilakukan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, senam menggunakan lagu Jepang, hingga mengibarkan bendera.
Tingkatan pendidikan di era Jepang lebih ringkas daripada era Belanda dan masih digunakan Indonesia sampai sekarang.
Pada era Jepang, pendidikan dibagi menjadi empat, yakni:
- Pendidikan dasar selama enam tahun.
- Pendidikan lanjutan selama tiga tahun.
- Pendidikan menengah selama tiga tahun.
- Pendidikan kejuruan.
- Pendidikan tinggi.
Baca Juga: 5 Contoh Inovasi Digital dalam Bidang Pendidikan, Materi PPKn
Perbedaan Pendidikan Masa Belanda dan Masa Jepang
Selain perbedaan mendasar yang sudah Bobo jelaskan di atas, ternyata ada beberapa perbedaan pendidikan kedua negara penjajah itu.
Pertama terkait kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada masa penjajahan Belanda menekankan misi penyebaran agama Nasrani.
Sementara itu, pendidikan masa Jepang lebih ditekankan untuk belajar di luar kelas karena latihan militer.
Kesempatan untuk belajar di dalam kelas seperti membaca, menulis, berhitung, dan ilmu lainnya hanya dengan waktu yang terbatas.
Oleh karena itu, kemampuan akademik peserta didik mengalami kemerosotan yang cukup tajam pada masa penjajahan Jepang.
Perbedaan pendidikan masa penjajahan Belanda dan Jepang terlihat dari tenaga pendidik atau guru.
Di masa Belanda, guru harus menempuh pendidikan khusus. Upah yang diterima tergantung asal mereka menempuh pendidikan.
Kualitas tenaga pendidik di masa Belanda, terutama dari golongan pribumi memang memiliki kualitas yang tinggi meski upahnya tak sebanding.
Sementara itu pada masa Jepang juga terdapat pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pengajar atau guru.
Hal ini disebabkan oleh pada masa pemerintahan Jepang tidak boleh terdapat guru dari bangsa Belanda.
Baca Juga: 5 Tugas Seorang Guru dan Perannya dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Padahal, guru dari pribumi tidak mencukupi. Hal ini membuat Jepang membuka pendidikan khusus profesi guru untuk menambah pendidik.
Selain itu, pada zaman Jepang diketahui tenaga pendidik lebih dihormati daripada pada zaman Belanda.
Nah, itulah perbedaan pendidikan Indonesia di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
(Penulis: Iveta Rahmalia/Fransiska Viola Gina)
----
Kuis! |
Apa tujuan bangsa Portugis mendirikan sekolah? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Source | : | History,Kompas.com,Kumparan.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR