Kerajaan Banten pun akhirnya menyerahkan daerah yang terdapat di Kalimantan itu kepada Belanda. Syarif Abdurrahman juga mengakui supremasi Belanda.
Akhirnya, Belanda mempunyai hak atas monopoli hasil daerah Pontianak berupa emas, berlian, sarang burung, lada, karet, rotan, lilin, dan sagu.
Pembersihan Penghalang Kemajuan Perdagangan Pontianak
Akibat ekspansi Belanda di Riau, sebagai raja muda di Riau, Raja Ali kemudian lari ke Mempawah, teman-teman.
Raja Ali yang hadir sebagai musuh Belanda di Mempawah, dimanfaatkan Syarif Abdurrahman untuk membersihkan penghalang kemajuan perdagangan Pontianak.
Perebutan kekuasaan di wilayah itu semakin rumit akibat konflik yang terjadi antara Sambas dan Mempawah.
Konflik itu dapat diredam atas bantuan Syarif Abdurrahman, tetapi pertentangan antara Panembahan Mempawah dan Abdurrahman menjadi meningkat.
Abdurrahman sudah bersiasat untuk meyakinkan Belanda bahwa Panembahan Mempawah adalah musuh besarnya.
Faktor lain yang jadi penambah konflik itu adalah persaingan dan permusuhan antara Pontianak dan Sukadana.
Rivalitas Pontianak dan Sukadana terjadi akibat hasil dari daerah hulu Sungai Kapuas ke Sukadana merugikan Pontianak.
Saat Raja Ali mengungsi ke Sukadana dan pindah dari Mempawah, Abdurrahman pun menambah kekuatan dan meminta bantuan dari Belanda.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Bagaimana Kekuatan Maritim Jepara pada Masa Ratu Kalinyamat Berkuasa?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR