Bobo.id - Teleskop diperkirakan pertama kali ditemukan pada tahun 1450, oleh Thomas Digges dan putranya, Leonard.
Namun, orang-orang yang hidup sebelum penemuan teleskop sudah lebih dulu memahami astronomi.
Bagaimana bisa manusia memahami fenomena alam dan antariksa tanpa bantuan alat? Yuk, cari tahu faktanya!
Mengenal Astronomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, astronomi adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lain.
Ribuan tahun sebelum adanya teleskop, nenek moyang kita memahami astronomi hanya dengan menatap langit malam.
Dilansir dari National Geographic, mereka mencoba mencari tahu pergerakan bintang dan planet dengan pengamatan dalam waktu yang lama.
Kemudian, orang-orang dari zaman kuno akan menggunakan bintang dan planet sebagai topik cerita rakyat.
Library of Congress menjelaskan bahwa astronom Babilonia dan Mesir mempelajari astronomi dengan mengembangkan ilmu dari Yunani.
Sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, Empedocles dan Anaxagoras memberikan argumen tentang sifat Bumi itu bulat.
Argumen ini didasari oleh pengamatan mereka selama gerhana bulan, saat Bumi berada di antara matahari dan bulan.
Baca Juga: NASA Temukan Planet TOI 700 e yang Ukurannya Mirip Bumi, Benarkah Layak Huni?
Peta Langit Malam Tertua
Orang Yunani pertama yang mampu membuat peta langit malam paling akurat yaitu seorang astronom bernama Hipparkhos.
Dengan penemuannya ini, Hipparkhos dikenal olah banyak orang sebagai astronom terbesar pada era klasik.
Hipparkhos menemukan peta langitnya sekitar 2.200 tahun yang lalu, bahkan penemuannya ini pernah dianggap hilang.
Meski tanpa teknologi canggih, Hipparkhos membayangkan Bumi di pusat bola langit, sehingga ia tahu ada garis lintang dan garis bujur.
Bahkan pada kala itu, orang-orang Yunani kuno sudah mempercayai bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta.
Artinya, ada bintang-bintang dan benda langit lain yang berputar mengelilingi Bumi.
Meskipun beberapa tahun setelahnya terbukti bahwa model geosentris salah, Hipparkhos telah membantu para ilmuwan memetakan objek di langit.
Bagaimana Cara Memetakan Langit?
Hingga kini, para ilmuwan masih belum menemukan cara apa yang digunakan Hipparkhos untuk memetakan bintang dan langit.
Banyak yang beranggapan, Hipparkhos sudah menggunakan bola dunia dan benda-benda sederhana di sekitarnya untuk memahami fenomena alam.
Baca Juga: Mengapa Komet Sering Disebut sebagai Bintang Berekor dalam Tata Surya? Ini Penjelasannya
Hipparkhos juga diperkirakan telah mengembangkan karya besar para astronom asal Babilonia.
Astronom Babilonia diketahui dapat mengukur musim dan memprediksi peristiwa astronomi, seperti gerhana.
Dengan menggabungkan ilmu dari astronom Babilonia dan konsep matematika serta geometri Yunani, Hipparkhos bisa memahami langit.
Tidak heran, Yunani Kuno yang mengacu pada 700 hingga 480 Sebelum Masehi merupakan masa berkembangnya keahlian arsitektur, seni, dan filsafat.
Pada masa itu, Yunani mempunyai beragam tokoh pemikir dan ilmuwan berpengaruh di dunia. Contohnya seperti:
- Anaxagoras yang ahli dengan realitas alam semesta,
- Pythagoras yang ahli matematika,
- Socrates yang ahli filsafat, dan banyak lainnya.
----
Kuis! |
Siapa itu Hipparkhos? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | National Geographic,Library of Congress |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR