Bobo.id - Apa jadinya jika kita dihampiri oleh siluman serigala besi? Dongeng anak dari Majalah Bobo kali ini, mengisahkan Sukra yang bertemu dengan siuman serigala besi.
Apa yang terjadi ketika Sukra bertemu dengan siluman itu, ya? Yuk, cari tahu kisahnya!
----
Serigala Besi
Cerita oleh: arsip dan dokumentasi Majalah Bobo
Dahulu kala, ada seorang nenek sihir sakti bernama Dadong Tetelu. Ia dipanggil begitu, karena pakaiannya selalu tiga warna. Hitam, putih, dan abu-abu.
Ia mempunyai seorang pelayan bernama Sukra. Pelayan ini telah membantu Dadong Tetelu dengan setia selama lima belas tahun.
Pada tahun yang keenambelas, Sukra berpamitan pada Dadong Tetelu untuk kembali ke desanya.
"Saya ingin mencoba hidup sendiri dan berkeluarga. Kalau bisa, saya ingin meminta upah saya. Terserah Dadong, ingin memberikan berapa,” kata Sukra sambil menunduk hormat.
Dadong Tetelu sangat menyayangi Sukra. Dengan berat hati, ia mengizinkan pelayannya itu untuk pulang.
“Kau sangat setia, Sukra. Aku akan memberimu upah berupa sebutir telur ajaib. Bawalah pulang ke desamu. Setiba di desamu, segeralah buat kandang ternak sebesar dan sekuat mungkin. Kemudian pecahkan telur di tengah-tengah kandang ternakmu. Kau akan melihat sesuatu. Ingat, jangan pecahkan telur ini pada saat matahari terbenam, di perjalanan pulang. Kau bisa mendapat masalah besar dari Serigala Besi, siluman musuh bebuyutanku."
Baca Juga: Dongeng Anak: Asal Mula Belang si Kelinci #MendongenguntukCerdas
Sukra berjanji menerima telur itu lalu berpamitan pulang. Namun, saat matahari terbenam di tengah jalan, ia mulai penasaran memikirkan telur ajaib itu. Akhirnya, ia tidak tahan lagi.
"Aku ingin lihat sekarang juga, apa isi telur ini!”
Di dekat padang rumput, Sukra memecahkan telur itu. Seketika, keluarlah ternak ayam dan bebek dalam jumlah banyak dari pecahan telur itu.
Padang rumput terbuka di sekitar itu menjadi penuh dengan ternak. Di hari yang remang-remang gelap itu, Sukra sangat terkejut, takjub, dan bingung.
“Bagaimana cara aku mengumpulkan kembali semua ternak ini?”
Baru saja ia berpikir, muncullah si siluman Serigala Besi. Wajah, tubuh, dan kakinya bagai serigala. Tubuhnya tinggi besar dan ia berjalan dengan dua kaki bagai manusia.
Ia memakai pakaian besi merah bagai ksatria. Sukra ketakutan dan tak dapat berkata apa-apa. Serigala Besi menyeringai mengerikan dan melangkah mendekatinya.
"Aku akan mengumpulkan semua ayam dan bebek ini ke dalam telur lagi, dan aku akan menambal cangkang telur agar menjadi utuh. Tapi aku minta imbalan darimu," kata Serigala Besi.
“Pada saat kau menikah dan duduk di kursi pengantin, aku akan datang melahapmu! Dan mengambil semua ternakmu!”
Sukra berpikir dengan gugup. “Aku belum ingin menikah. Masih banyak yang ingin kukerjakan. Aku masih sempat memelihara ternak ayam dan bebek ini dengan baik. Kalau aku setuju, aku masih sempat hidup. Yang penting, aku tidak akan menjadi mangsa Serigala Besi di saat ini.”
Sukra akhirnya setuju dengan tawaran siluman Serigala Besi.
Baca Juga: Dongeng Oki dan Nirmala: Kucing Gua Hantu Bagian 2 #MendongenguntukCerdas
Maka, Serigala Besi segera mengumpulkan semua ternak, mendorong mereka kembali ke dalam cangkang telur, dan menambal cangkang telur ajaib itu.
Siluman itu lalu melesat pergi dan menghilang di kegelapan malam.
Sukra melanjutkan perjalanan ke desanya. Setiba di sana, ia mendirikan kandang ternak yang sangat besar dan kuat. Ia lalu memecahkan telur di tengah kandang.
Semua ayam dan bebek lalu keluar dari telur itu, sangat banyak sampai kandangnya menjadi sempit.
Sukra lalu bekerja dengan rajin. Ia merawat ayam dan bebeknya sampai bertelur, menetes, dan bertelur lagi. Lalu menjualnya di pasar.
Ia menjadi orang yang sangat kaya di daerahnya. Rumahnya berdiri dengan megah. Ia memiliki semuanya, namun ia takut menikah.
Padahal, di dekat rumahnya, ada seorang tuan tanah kaya bernama Pak Bagus. Ia memiliki anak gadis cantik yang baik hati bernama Gusti Ayu.
Sukra dan Gusti Ayu saling mencintai. Namun Sukra tetap takut menikah. Pak Bagus yang sudah tua, mulai khawatir. Pada suatu hari, ia pun bertanya, “Apa yang membuatmu takut menikah dengan putriku, Sukra? Aku merestui kalian. Kau sangat baik pada putriku.”
Sukra terpaksa menceritakan perjanjiannya dengan siluman Serigala Besi. Pak Bagus berkata, “Jangan takut. Pada saat kalian menikah di rumahku, aku akan memerintahkan tiga lapis anak buahku untuk berjaga, mengelilingi rumahku.”
Sukra menjadi lega. Maka, pesta pernikahan besar untuk ia dan Gusti Ayu pun disiapkan. Pada hari pesta, Sukra dan Gusti Ayu duduk di kursi pengantin. Tiga lapis barisan anak buah Pak Bagus mengelilingi rumah untuk berjaga-jaga.
Pada saat malam tiba, siluman Serigala Besi datang untuk menagih janjinya. Ia datang untuk menyantap Sukra dan semua ternaknya.
Baca Juga: Dongeng Anak: Gadis Helwa yang Cantik #MendongenguntukCerdas
Siluman Serigala Besi melompati barisan penjaga dengan mudah. Ia lalu masuk ke ruang pesta. Ketika melihat Serigala Besi, Sukra melompat keluar jendela dan memacu kuda yang sudah ia siapkan di dekat jendela. Ia memacu kudanya sekuat tenaga dan siluman Serigala Besi mengejarnya.
Menjelang subuh, ia tiba di hutan dan melihat sebuah gubuk tua. Ada tiga orang nenek duduk di depan gubuk. Ada yang berkebaya putih, kebaya hitam, dan kebaya abu-abu. Sukra turun dari kuda dan menghampiri mereka.
''Bolehkan aku beristirahat di rumah nenek-nenek yang baik hati? Ada siluman Serigala Besi yang ingin menangkapku,” kata Sukra .
“Jangan takut. Aku punya anjing berbulu putih bernama Putih, yang akan memberi tahu kita saat siluman itu datang," kata nenek pertama berbaju putih.
"Dan aku punya anjing berbulu hitam bernama Selem, yang bisa mendengar serigala walau masih sejauh sembilan mil,” kata nenek kedua berbaju hitam.
“Anjingku bernama Barak, berbulu cokelat kemerahan. Ia bisa mendengar serigala datang walau masih dua belas mil jauhnya,” kata nenek ketiga berbaju abu abu.
Sepanjang siang itu, Sukra tidur dengan nyenyak di pondok ketiga nenek itu. Di saat menjelang subuh, Barak menggonggong. Tidak ada yang terbangun. Lalu Selem menggonggong.
Semua tetap tidur nyenyak. Ketika Putih menggonggong dengan keras sekali, barulah ketiga nenek itu terbangun. Mereka segera membangunkan Sukra.
"Pergilah! Serigala Besi sudah datang. Bawalah ketiga anjing dan bekal kue untuk di perjalanan,” kata ketiga nenek itu.
Sukra segera bangun dan memacu kudanya sampai tiba di hutan lain. Ketiga anjing itu berlari mengikutinya dari belakang. Menjelang malam, Sukra tiba di hutan lain dan melihat sebuah gubuk kosong.
Sukra dan ketiga anjing itu beristirahat di gubuk itu. Putih berbaring di ambang pintu kamar, Selem di ambang pintu rumah, dan Barak di ambang pintu pagar. Menjelang subuh, siluman Serigala Besi ini datang.
Baca Juga: Dongeng Anak: Apel Tertawa dan Apel Menangis #MendongenguntukCerdas
Putih terbangun lebih dulu dan menggonggong. Selem melompat menarik pakaian besi siluman itu sampai terlepas. Serigala Besi jatuh tergeletak.
Barak lalu menyeret siluman itu sampai ke halaman luar dan menahan dengan kakinya. Ketika sinar matahari terbit mengenai tubuhnya, siluman Serigala Besi itu pun menjadi asap dan menghilang.
Sukra mengusap kepala Putih, Selem dan Barak berterimakasih. Perlahan, ketiga anjing itu lalu menghilang. Belum sempat hilang terkejutnya, di depan Sukra kini muncul tiga nenek pemilik ketiga anjing tadi.
Tubuh ketiga nenek itu tiba-tiba menjadi satu. Lalu berubah wujud menjadi penyihir Dadong Tetelu.
“Dadong...” seru Sukra terkejut. Ia berlutut berterimakasih pada Dadong Tetelu.
“Aku memberimu kebebasan dari Serigala Besi sebagai hadiah pernikahanmu. Mulai sekarang, hiduplah dengan hati-hati...” pesannya. Dadong Tetelu lalu menghilang dari tempat itu.
Sukra segera naik ke kudanya dan memacu cepat menuju desanya. Ia hidup bahagia bersama Gusti Ayu dan hidup dengan hati-hati.
Baca Juga: Dongeng Anak: Pongo di Pulau Ceria #MendongenguntukCerdas
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR