Bobo.id - Pada materi kelas 5 SD/MI tema 7, kita akan belajar tentang peristiwa-peristiwa pada masa pemerintahan kolonial.
Pemerintah kolonial dibentuk dengan tujuan melanggengkan dan memperluas kekuasaan bangsa Eropa terhadap bangsa Indonesia.
Penderitaan rakyat Indonesia pun semakin bertambah karena pemerintahan kolonial melakukan beberapa penindasan.
Penindasan itu dilakukan dengan membuat peraturan dan program kerja yang menguntungkan pihak mereka, salah satunya sistem tanam paksa.
Sistem tanam paksa merupakan suatu kebijakan yang diperkenalkan dan dilaksanakan pada masa kepemimpinan Johannes Van Den Bosch.
Untuk lebih memahami tentang sistem tanam paksa, kita diajak membaca teks 'Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda' halaman 30-32.
Ayo Menulis!
Setelah membaca dan memahami teks 'Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda', kita diminta untuk menjawab pertanyaan berikut.
Apakah tanam paksa itu?
Tanam paksa atau cultuurstelsel adalah sistem yang mewajibkan setiap penduduk menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor.
Komoditas ekspor yang diperlukan oleh bangsa barat dari Indonesia khususnya adalah teh, kopi, dan kakao untuk diserahkan ke pemerintah kolonial.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Kebijakan Tanam Paksa
Siapakah yang menerapkan tanam paksa?
Tanam paksa diterapkan oleh Johannes Van Den Bosh yang merupakan gubernur Hindia Belanda yang dikirim dari Belanda pada tahun 1830.
Gubernur Johannes Van Den Bosch dikirim untuk mengisi kas keuangan negara yang saat itu sedang kosong.
Tujuan Johannes Van Den Bosch menerapkan tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan besar dari ekspor tanaman produksi.
Di manakah tanam paksa dilaksanakan?
Sistem tanam paksa awalnya diterapkan di Jawa seperti wilayah dataran tinggi Parahyangan dan tanah Pasundan (Jawa Barat).
Wilayah ini menjadi pusat tanam paksa karena lokasinya yang cocok untuk berbagai tanaman ekspor, seperti teh, kopi, karet, dan kina.
Sementara itu, tanaman tebu banyak ditanam di Karesidenan Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang, Jepara, Surabaya, hingga Pasuruan.
Selain Jawa, sistem tanam paksa juga dilaksanakan di luar Pulau Jawa untuk penanaman kopi, lada, cengkeh, dan pala.
Kopi ditanam di Sumatra Barat, Minahasa, dan Minangkabau. Lada ditanam di Lampung dan Palembang. Ambon untuk cengkeh dan Banda untuk pala.
Bagaimana tanam paksa dilaksanakan?
Baca Juga: 4 Macam Kebijakan Pemerintah Kolonialisme Belanda yang Diterapkan di Indonesia
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, antara lain:
1. Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah garapan, apalagi jika tanahnya subur.
2. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tanaman ekspor sehingga banyak tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5 tahun.
4. Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus menerus.
5. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
6. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab rakyat/petani.
Apa akibat tanam paksa?
Ada beberapa akibat tanam paksa yang dirasakan oleh rakyat Indonesia, seperti:
1. Rakyat menderita karena jam kerja yang tinggi.
2. Sawah ladang menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja rodi.
Baca Juga: Berlaku Sejak Tanam Paksa, Apa Itu Sistem Ekonomi Uang pada Masa Hindia Belanda?
3. Beban rakyat makin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak, dan menanggung risiko jika gagal panen.
4. Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
5. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit. Hal inilah yang membuat angka kematian di Indonesia saat itu menjadi tinggi.
Siapakah penentang tanam paksa?
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata mengakibatkan aksi pertentangan, teman-teman.
Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap.
Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa adalah Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli.
Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memerhatikan kehidupan bangsa Indonesia.
Nah, itulah alternatif jawaban yang bisa teman-teman gunakan untuk menjawab soal di halaman 33. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Kondisi Rakyat Indonesia pada Masa Pelaksanaan Tanam Paksa, Materi Kelas 5 SD Tema 7
----
Kuis! |
Apa tujuan dibentuknya pemerintahan kolonial? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR