Bobo.id - Ular piton dan anakonda merupakan dua jenis ular yang termasuk ke dalam kelompok ular terbesar di dunia.
Ukuran tubuh mereka berada di atas rata-rata ukuran normal seekor ular.
Sama-sama bertubuh besar dan panjang, bagaimana cara membedakan ular piton dan anakonda? Yuk, cari tahu fakta menariknya dari artikel ini!
Ular Piton
Dilansir dari National Geographic, ular piton Burma (Python bivitattus) berasal dari hutan dan rawa berumput di Asia Tenggara.
Panjang tubuh ular piton Burma bisa mencapai 6 meter, dengan berat 90 kilogram, dan tebalnya sekitar tiang telepon.
Ketika berusia muda, ular piton senang menghabiskan waktunya di pepohonan. Namun, saat dewasa, mereka memilih untuk tinggal di tanah karena berat tubuhnya.
Meski lebih sering berada di daratan, ular piton Burma juga ahli berenang, bahkan dapat berendam dalam waktu 30 menit.
Sebagai hewan karnivora, ular piton Burma bertahan hidup dengan memakan mamalia berukuran kecil dan burung.
Ular piton Burma sebenarnya memiliki penglihatan yang buruk, namun mereka pandai mengintai mangsa dengan reseptor kimia pada lidahnya.
Dengan ukuran tubuh yang besar, seekor ular piton Burma dapat bertelur dengan jumlah 100 telur, selama dua hingga tiga bulan.
Baca Juga: Suka Membuka Mulut, Seberapa Lebar Mulut Kuda Nil saat Menganga?
Ular piton juga mengerami atau menghangatkan telurnya dengan cara menegangkan otot-otot tubuhnya.
Anakonda
Sedikit lebih panjang dari ular piton, ukuran tubuh anakonda (Eunectes murinus) bisa tumbuh sepanjang 9 meter, dengan berat 227 kilogram.
Seekor anakonda betina selalu berukuran lebih besar daripada anakonda jantan.
Habitat asli anakonda yaitu rawa-rawa, sungai, dan hutan hujan tropis di Amazon dan cekungan Orinoco.
Ketika berada di darat, mereka tidak lincah bergerak. Sebaliknya, anakonda justru lebih aktif ketika berada di air.
Mata dan lubang hidung anakonda berada di atas kepala, sehingga mereka dapat berendam sambil memantau mangsa.
Dengan tubuh yang besar, anakonda mampu memangsa rusa, kapibara, caiman, bahkan jaguar.
Bukan termasuk ular yang memangsa hewan dengan memanfaatkan racun, anakonda menakhlukkan mangsa dengan cara melilit tubuh mereka.
Setelah memangsa hewan besar, anakonda dapat melakukan puasa selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Meski bertubuh besar, anakonda menghasilkan telur lebih sedikit daripada piton, yaitu hanya dua atau tiga lusin telur, sekitar 36 telur.
Baca Juga: 8 Fakta Unik Kuda Nil, Hewan Darat Besar Paling Mematikan di Dunia
Jangan sepelekan, bayi anakonda yang baru lahir mempunyai panjang tubuh sekitar 60 sentimeter, dan langsung bisa berenang serta berburu.
Perbedaan Piton dan Anakonda
Dilansir dari differencebetween.net, ada beberapa perbedaan antara ular piton dan anakonda. Berikut di antaranya.
1. Ular piton berasal dari famili Pythonidae, sementara anakonda berasal dari famili Boidae.
2. Ular piton berkeliaran di hutan lebat Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika Sub-Sahara, sementara anakonda ditemukan di Amerika Selatan dan lembah Amazon.
3. Ular piton lebih sering dikenal sebagai ular terpanjang di dunia, sedangkan anakonda merupakan ular terbesar di dunia.
4. Berat tubuh ular piton bisa mencapai 90 kilogram, sedangkan anakonda memiliki berat tubuh sekitar 227 kilogram.
5. Ular piton sangat memilih makanannya, mereka hanya makan burung dan mamalia kecil. Sementara anakonda bisa memakan apapun yang dapat ditakhlukkannya.
Nah, itulah fakta menarik sekaligus perbedaan antara ular piton dan anakonda, teman-teman.
----
Kuis! |
Apa saja jenis makanan anakonda? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR