Bobo.id - Kereta api merupakan salah satu transportasi umum yang mudah diakses oleh semua orang di berbagai daerah, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, kita mengenal beragam jenis kereta, mulai dari kereta api biasa hingga kereta listrik.
Kereta api biasa dapat beroperasi dengan memanfaatkan tenaga dari uap air atau bahan bakar solar, sedangkan kereta listrik umumnya memanfaatkan medan magnet dan arus listrik.
Meski berbeda bahan bakar, kereta api biasa dan kereta listrik melintasi rel yang sama. Ada hal menarik yang dapat kita temukan dari rel kereta, lo.
Kalau teman-teman perhatikan, di sisi kanan atau kiri rel kereta pasti terdapat tiang kabel yang saling terhubung.
Apakah kamu tahu apa fungsi dari tiang kabel ini? Yuk, cari tahu fakta menariknya dari artikel berikut!
Apa Fungsi Tiang Kabel?
Dilansir dari laman resmi KAI.id, tiang kabel yang ada di sisi rel kereta berfungsi sebagai sinyal.
Sinyal berguna untuk mengamankan kereta api yang hendak masuk stasiun dan keluar dari stasiun.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, sinyal yang terdapat di setiap stasiun kereta berfungsi memberi petunjuk dan informasi penting bagi kereta yang sedang beroperasi.
Ada dua jenis sinyal yang digunakan, yaitu sinyal elektrik dan sinyal mekanik.
Baca Juga: 5 Stasiun Kereta Api Tersibuk di Dunia, Ada yang Melayani 3,6 Juta Orang dalam Sehari!
Sinyal elektrik berfungsi mengatur jalan atau tidaknya kereta, yang terdiri dari sinyal masuk, sinyal berangkat, dan sinyal muka.
Sedangkan sinyal mekanik merupakan perangkat yang digerakan mekanik untuk memberikan perintah kepada masinis kereta api.
Menurut data dari Kemenhub, dari 529 stasiun kereta di seluruh Indonesia, 316 stasiun masih menggunakan sistem mekanik dan 213 stasiun menggunakan sinyal elektrik.
Petugas persinyalan perekeretaapian memiliki kewajiban untuk mengoperasikan perjalanan kereta api.
Ini dilakukan untuk memantau perjalanan kereta dari stasiun, saat bersilang, bersusulan, dan berhenti di stasiun tujuan.
Perkembangan Tiang Kabel pada Rel Kereta
Kereta api di Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1867, dan hingga saat ini beragam persinyalan sudah digunakan di Indonesia.
Macam-macam sinyal yang pernah digunakan di Indonesia antara lain Sinyal Tebeng, Krian, Alkmaar, Siemes & Halske, dan sinyal elektrik.
Sinyal Tebeng dipakai dengan menghubungkan kawat tarik dengan tempat pengendali lalu lintas di stasiun.
Kemudian, setelah Sinyal Tebeng mulai ditemukan banyak kelemahan, dikembangkanlah jenis sinyal baru yang disebut Sinyal Krian.
Perkembangan teknologi yang makin maju memicu terciptanya Sinyal Alkmaar dengan menggunakan sistem yang lebih sederhana.
Baca Juga: 5 Perbedaan Kereta Maglev dengan Kereta Api Biasa, Apa Saja?
Semakin maju, sinyal Alkmaar digantikan dengan sinyal Siemes & Halske yang dapat mengatur perjalanan kereta antara dua stasiun.
Saat ini, sebagian besar lintas kereta api milik PT. Kereta Api Indonesia sudah menggunakan sinyal elektrik untuk membantu perjalanan kereta.
Perlu diketahui, penempatan sinyal berupa tiang kabel di sisi rel kereta ini tidak boleh dipasang sembarangan, lo.
Sebab, urutan penempatan harus baku agar masinis dapat memahami jalur yang akan dilalui.
Selain itu, sinyal ini harus dilindungi oleh proteksi petir, sehingga saat terjadi hujan deras dengan petir, kereta tidak mengalami gangguan perjalanan.
----
Kuis! |
Kapan kereta mulai beroperasi pertama kali di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | KAI.id |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR