“Lica, kan, memang suka kayak gitu, Chess. Dia paling suka mencela baju orang lain,” hibur Fio. “Ingat enggak, dengan kasus belalang kupu-kupu?”
Mau tak mau, Chessa tersenyum. Waktu itu, ada ekskul renang. Fio pakai baju renang warna hijau yang sedikit mencolok. Lica mengolok-oloknya dan memanggilnya belalang kupu-kupu.
“Lica perlu diberi pelajaran,” kata Fio.
“Aduuuh, siapa yang tahan, sih, dengan ledekan Lica? Awalnya lucu, tapi lama-lama menyebalkan!” gerutu Chessa.
“Kita kirim Lica ke Pluto aja, deh!” kata Fio kesal. Chessa mengacungkan kedua jempolnya tanda setuju. Tak ada jalan keluar yang masuk akal. Rasanya, semua jalan tertutup batu. Chessa mengerutkan dahinya. Fio memainkan tali-tali bajunya yang berwarna kuning. Kedua anak itu berpikir keras.
“Eh!” tiba-tiba mata Fio membulat.
“Eh, apaan?” tanya Chessa penasaran.
“Kamu beli baju itu di mana, sih?” Fio balik bertanya.
“Mal Taman Bunga. Memangnya kenapa? Jangan bikin penasaran, deh!”
Fio memutar-mutar bola matanya untuk menggoda Chessa. Tentu saja Chessa makin penasaran. “Anak-anak harus kompak,” kata Fio misterius.
Huuh, Chessa kesal. Masalah ini sudah membuatnya capek. Sekarang, Fio malah ikut-ikutan mempermainkannya.
Baca Juga: Dongeng Oki dan Nirmala: Kucing Gua Hantu Bagian 3 #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR