Pada dasarnya, kelembapan adalah penyebab utama hujan lebat.
Ketika suatu wilayah kelembapannya hangat, maka secara keseluruhan dapat terjadi curah hujan yang lebih ekstrem.
Sementara itu, menurut The Conversation, semua hujan berasal dari kombinasi antara kelembapan udara dan arus udara yang bergerak.
Saat udara lembap naik melalui awan, maka udara sekitar awan semakin dingin, sehingga air di dalamnya berubah menjadi tetesan hujan kecil.
Tetesan hujan kecil ini ringan saat udara yang naik mendorongnya semakin tinggi.
Tapi, semakin tinggi udara mendorong awan ke atas, maka tetesan air hujan semakin berat dan besar.
Hujan badai deras terjadi ketika ada banyak uap air di udara, yang bergerak ke atas dengan sangat cepat.
Udara hangat dan lembap naik dengan kecepatan 30 sampai 40 mil per jam, sehingga terciptalah awan yang sangat tinggi, tebal, dan lembap.
Berdasarkan ilmu cuaca, hujan deras yang datangnya tiba-tiba disebut cloudburst.
Hujan cloudburst ini bisa menimbulkan banjir bandang yang meluapkan sungai dan jalanan yang dilalui banyak orang.
Oleh karena itu, ketika hujan deras, sebaiknya tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan melalui jalur manapun.
Baca Juga: Mengenal Ombrophobia, Rasa Takut Berlebihan Terhadap Hujan
Source | : | the conversation,Livescience,NOAA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR