Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti dari sindrom ini. Namun, faktor keluarga atau keturunan memiliki peran penting.
Selain genetik atau keturunan, ternyata ada juga faktor lain yang bisa meningkatkan risiko anak terkena sindrom tourette.
Pertama, anak dengan sindrom tourette umumnya memiliki kelainan pada struktur, fungsi, atau zat kimia pada otak.
Kedua, ibu yang mengalami persalinan kurang lancar dan berlangsung lama, maka anaknya berisiko muncul masalah kesehatan ini.
Selain itu, kondisi fisik bayi saat lahir juga diduga bisa menjadi penyebab kemunculan sindrom tourette, misalnya berat badan rendah.
O iya, sindrom ini disebut banyak dialami oleh laki-laki. Dilansir dari Kompas.com, laki-laki bisa tiga sampai empat kali lebih mungkin mengalami sindrom ini.
Gejala Sindrom Tourette
Seperti sindrom dan penyakit lainnya, gejala sindrom tourette ini bisa dialami dengan skala ringan hingga parah, teman-teman.
Gejala yang parah dapat secara signifikan mengganggu komunikasi, aktivitas sehari-hari, bahkan memengaruhi kualitas hidupnya.
Perilaku ini terjadi secara spontan dan tidak bisa dikendalikan sehingga membuat pengidapnya sulit bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Gejala sindrom tourette bisa diketahui dari perilaku yang dilakukan tanpa sengaja atau tic. Ada dua jenis tic yang umum dilakukan:
Baca Juga: Penyakit Langka di Dunia, Apa Itu Sindrom Tangan Alien? #AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic,Halodoc.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR