Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu menggunakan kertas lakmus saat melakukan penelitian larutan asam dan basa di laboratorium?
Pelajaran tentang larutan asam dan basa sudah diperkenalkan pada pelajaran IPA untuk jenjang SMP.
Larutan asam dan basa dibedakan berdasarkan tingkat keasamannya (pH). pH berasal dari kepanjangan dari Potential Hydrogen.
Power of Hydrogen (pH) adalah sebuah derajat keasaman untuk mengukur tingkat keasaman suatu larutan.
Dengan adanya ilmu tentang pH ini, manusia dapat menghitung ukuran jumlah ion Hidrogen dalam suatu cairan atau larutan.
Larutan asam adalah larutan yang mengandung ion H+ yang memiliki tingkat keasaman (pH) di bawah 7.
Sedangkan larutan basa adalah larutan yang mengandung ion OH- dengan pH larutan yaitu di atas 7.
Jadi, untuk membedakan larutan asam dan basa adalah melihat berapa tingkat keasaman yang ditunjukkan larutan tersebut.
Selain ukuran pH, larutan asam dan basa juga dapat dibedakan berdasarkan warna kertas lakmus. Apa itu kertas lakmus? Yuk, cari tahu!
Pengertian Kertas Lakmus
Kertas lakmus (litmus paper) adalah kertas dari bahan kimia yang dapat berubah warna jika ditetesi larutan asam atau basa.
Baca Juga: Mengenal Urutan Takson Hewan yang Terkecil hingga Terbesar, Materi IPA
Dilansir dari byjus.com, kertas lakmus ini merupakan kertas saring yang diolah dengan pewarna larut alami.
Diketahui kertas lakmus pertama kali digunakan pada tahun 1300-an oleh ahli kimia asal Spanyol, Arnolds de Vila Nova.
Fungsi utama kertas lakmus adalah sebagai indikator pH untuk mengetahui bahan yang diuji memiliki sifat asam atau basa.
Jenis Kertas Lakmus
Seperti yang sudah disebutkan di atas, kertas lakmus dapat mengalami perubahan warna. Artinya ada beberapa jenis kertas lakmus.
Berdasarkan warnanya, kertas lakmus dibedakan menjadi 3, yaitu kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, dan kertas lakmus netral.
1. Kertas Lakmus Merah
Kertas lakmus merah akan berubah warna atau tetap merah jika ditetesi larutan asam.
Sebagai contoh, ketika lakmus merah ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan asam, maka tidak akan terjadi perubahan warna. Lakmus merah tetap merah.
Namun, ketika lakmus merah ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan basa, maka kertas lakmus akan berubah menjadi biru.
2. Kertas Lakmus Biru
Baca Juga: 20 Contoh Gangguan yang Bisa Terjadi pada Sistem Ekskresi Manusia
Kebalikan dari kertas lakmus merah, kertas lakmus biru akan menunjukkan reaksi ketika ditetesi larutan basa.
Ketika lakmus biru ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan basa, maka warna kertas lakmus tidak berubah.
Namun, ketika lakmus biru ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan asam, maka lakmus biru akan berubah warna menjadi merah.
3. Kertas Lakmus Netral
Kertas lakmus netral berwarna putih, namun juga akan mengalami perubahan warna ketika bereaksi dengan larutan asam dan basa.
Ketika kertas lakmus netral ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan basa, maka akan berubah warna menjadi biru.
Sebaliknya, saat kertas lakmus netral ditetesi atau dicelupkan ke dalam larutan asam, maka akan berubah warna menjadi merah.
Transisi atau perubahan warna terjadi pada rentang pH 4,5 - 8,3 pada suhu 25 derajat Celcius atau 77 derajat Fahrenheit.
----
Kuis! |
Apa kepanjangan dari pH? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR