Protes rakyat yang lebih banyak diwakilkan oleh mahasiswa dilakukan secara besar-besaran.
Dilansir dari Kompas.id, pada 4 Mei 1998, pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang memicu kenaikan harga barang lain.
Sehari setelahnya, 5 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai kota mengadakan aksi unjuk rasa guna memprotes kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Kondisi demonstrasi semakin rusuh akibat tragedi Trisakti, hingga para demonstran melakukan aksi perusakan dan pembakaran di sebagian wilayah Jakarta.
Tujuan demonstrasi yang berawal dari aksi protes kemudian bertujuan menuntut Soeharto segera mengundurkan diri dari jabatan Presiden.
5. Kerusuhan
Protes masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto semakin rusuh sejak 13 Mei 1998.
Hingga 14 Mei 1998, pembakaran, perusakan, dan penjarahan toko mulai dilakukan kelompok massa.
Kerusuhan meluas hingga daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan daerah di sekitarnya.
6. Kepercayaan Negara Asing Hilang
Sebelum terjadinya krisis moneter, Indonesia terbuka bagi investor asing yang ingin menanamkan modal di perusahaan dalam negeri.
Baca Juga: Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Masa Kepemimpinan Presiden BJ Habibie hingga Joko Widodo, Materi IPS
Source | : | kompas.id,Gramedia.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR